TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waktu Tinggal Wisatawan Singkat, Yogyakarta Belajar dari Wisata Bali 

Populerkan heritage dan Keraton Yogyakarta di Pulau Dewata

Salah satu seller peserta berpromosi di Table Top Jogja Day 2019 yang diselenggarakan di Discovery Kartika Plaza Kuta, Badung, Bali, Selasa (10/12/2019). Istimewa/Doc. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta

Yogyakarta, IDN Times-Lama tinggal wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta masih sangat singkat. Untuk meningkatkan length of stay atau lama tinggal wisatawan, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menggandeng Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Bali menggelar acara Table Top Jogja Day 2019.

"Kerja sama ini terwujud dengan latar belakang tingginya kunjungan pariwisata di Kabupaten Badung, Bali," ungkap Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Yetti Martanti dihubungi, Selasa (10/12).

Baca Juga: 14 Menu Makanan dan Minuman Kesukaan Raja Kraton Yogya 

1. Populerkan Keraton Yogyakarta

instagram.com/kartikaholly

Yetti mengungkapkan lama tinggal atau length of stay wisatawan di Bali sangat tinggi. Bahkan wisatawan yang datang dari mancanegara maupun domestik bisa menghabiskan waktu yang cukup panjang di Pulau Dewata.

"Lenght of stay (wisatawan di Yogyakarta, red) kami masih di dua hari. Sementara itu, wisatawan yang datang ke Kabupaten Bandung bisa menginap sampai enam hari, ini luar biasa. Kami belajar banyak dari kabupaten ini," ujar Yetti.

Lebih lanjut Yetti memaparkan Kota Yogyakarta memiliki berbagai potensi dan daya tari wisata yang beragam. Salah satu keunggulan daya tarik wisata yang dimiliki yakni budaya. Di antaranya keberadaan Keraton, Malioboro serta sejumlah pasar tradisional.

"Kami ingin memopulerkan Keraton Yogyakarta, tidak hanya dari aspek fisiknya saja. Akan tetapi, kami juga ingin mengemas cerita di baliknya, atau story telling dari destinasi ini," ungkap Yetti.

2. Unggulkan daya tarik bangunan cagar budaya

Doc Pribadi/Holy Kartika N.S

Keberadaan cagar budaya yang dipunyai kota pelajar ini juga menjadi motivasi bagi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta untuk mengembangkan potensi lainnya.

Salah satunya dengan memperkenalkan kawasan Kotabaru. Yetti mengungkapkan kawasan ini dapat diperkenalkan sebagai kawasan wisata berkonsep Indisch, karena kawasan ini memiliki daya tarik bangunan cagar budaya. Di mana sebagian besar bangunan merupakan peninggalan sejarah di masa penjajahan Belanda.

"Kesamaan potensi budaya sebagai daya tarik wisata, diharapkan dapat saling mendukung promosi pariwisata kedua daerah wisata ini," imbuh Yetti.

Baca Juga: Mengenal Pesanggrahan Keraton, Berwisata Sekaligus Belajar Sejarah

Berita Terkini Lainnya