Warga Srigading Bantul Olah Kulit Buah Jadi Bernilai Tambah
Kulit buah-buahan difermentasi menjadi eco-enzyme
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Kulit buah biasanya hanya dibuang begitu saja dan dianggap sebagai sampah. Namun di tangan Bank Sampah Alam Lestari, Padukuhan Ceme, RT 02, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, kini kulit dari buah-buahan segar itu diolah menjadi eco-enzyme.
Selain mempunyai berbagai manfaat di bidang pertanian hingga kesehatan, eco-enzyme punya nilai ekonomis tinggi serta sangat ramah lingkungan.
Baca Juga: Pak RT di Bantul Olah Sampah Plastik Jadi Minyak Tanah
1. Sejarah pembuatan eco-enzyme oleh Bank Sampah Alam Lestari
Ketua Bank Sampah Alam Lestari, Slamet Budi Santosa, mengatakan pada tahun 2016 Bank Sampah Alam Lestari hanya menampung dan memilah sampah organik dan non organik. Sampah organik dibuat menjadi pupuk, sedangkan sampah non organik seperti sampah plastik dijual kembali ke pengepul.
Namun, ada mentor dari Jawa Timur yang memberikan bimbingan cara memproduksi eco-enzyme. Akhirnya pada awal bulan Januari 2022, pihaknya mencoba memanfaatkan kulit buah-buahan yang masih segar untuk diolah atau difermentasi menjadi eco-enzyme.
"Yang jelas untuk pertanian seperti membuat pupuk hanya butuh bahan organik (kulit buah-buahan) dua macam. Namun mentor kita dari Jawa Timur menginginkan eco-enzyme yang dimanfaatkan untuk bidang kesehatan sehingga membutuhkan minimal lima bahan organik atau lima kulit segar dari lima macam buah-buahan," katanya, Minggu (19/6/2022).
"Untuk membuat eco-enzyme melalui fermentasi ukurannya bahan organik (kulit buah-buahan) 3 kilogram, molase 1 kilogram dan air mineral sebanyak 10 kilogram," katanya.
Baca Juga: Kisah Lili, Difabel yang Produktif lewat Live Streaming
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.