TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Upah Murah di Jogja, Sumbang Angka Kemiskinan Makin Tinggi 

Upaya pengentasan kemiskinan di DIY belum maksimal  

Ilustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Yogyakarta, IDN Times - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda menilai kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) salah satunya disebabkan pemberian upah yang murah. Ditambah dampak pendemik Covid-19.  

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, persentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 11,49 persen. Sementara jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebanyak 463.630 orang.

"Selain faktor Covid-19, kemiskinan di Jogja ini terbentuk karena pendapatan di Yogyakarta yang sangat rendah banget," kata Huda, Kamis (26/1/2023).

1. Jumlah UMP di DIY perlu ditingkatkan

Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurutnya masalah Upah Minimum Provinsi (UMP) di DIY tidak bisa dipungkiri. Dinilai Huda perlu ada dorongan meningkatkan pendapatan masyarakat. "Seperti yang kita sama-sama gaungkan untuk peningkatan pendapatan di Jogja," ujar Huda.

Huda menyoroti upaya pengentasan kemiskinan di DIY melalui program bantuan dinilai belum maksimal. "Program pengentasan kemiskinan di Indonesia dan Jogja khususnya masih belum nyampai," ucapnya.

Baca Juga: Angka Kemiskinan Tertinggi di Jawa, Warga Jogja ternyata Rajin Nabung

2. Modal warga Jogja yang minim

ilustrasi petani cabai (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Masalah lainnya adalah penguasaan modal yang dimiliki warga di DIY sangat minim. Dicontohkan Huda pada sektor pertanian, luasan tanah yang dimiliki petani sangat kecil. "Petaknya itu sedikit, 0,5 lalu 0,2 hektare. Secara skala ekonomi itu nggak bisa. Ketika banyak sekali masyarakat yang tergantung pada sektor pertanian, terus kemudian petaninya juga petani gurem, yang terjadi adalah kemiskinan struktural," ujar Huda. 

Diungkapkannya jika terdapat masalah bantuan pemerintah, seperti masalah pupuk atau yang lainnya akan berdampak ke pendapatan petani. "Pendapatan petani turun, kemiskinan ekstrem itu naik. Itu yang terjadi, jadi menruut saya faktor pendapatan itu penting," ungkapnya.

Baca Juga: Tutup 2022, Penduduk Miskin di DIY Bertambah Ribuan Orang

Berita Terkini Lainnya