TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

UMKM Konveksi di DIY Dinilai Kurang Tersentuh Bantuan dan Pelatihan

Perlu campur tangan pemerintah agar UMKM konveksi maju

Talkshow bertajuk Kupas Tuntas Bangun Brand Fashion di Mal Pakuwon Yogyakarta, Selasa (12/9/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Sleman, IDN Times - Kurangnya perhatian terhadap usaha mikro kecil menengah (UMKM) konveksi di Yogyakarta membuat Sutardi, pemilik brand fesyen Farah Button merasa kecewa. Sejak merintis usaha outfit ready to wear Farah Button, Sutardi selalu melibatkan UMKM konveksi di Yogyakarta.

Semula, ia bekerja sama dengan satu UMKM konveksi di Solo yang terdiri dari lima orang. Saat ini, ada sekitar 300 orang dari lima UMKM konveksi di Yogyakarta yang terlibat dalam produksi busana dari brand miliknya.

1. Belum ada UMKM konveksi tersentuh bantuan

Pemilik brand fesyen Farah Button, Sutardi (kanan). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Menurut Sutardi, tidak ada satu pun UMKM konveksi di Yogyakarta yang tersentuh akses bantuan atau pelatihan dari pemerintah. Pernah ia mendapat cerita, ada salah satu orang dari UMKM konveksi yang didatangi orang yang mengaku dari pemerintahan. 

Ketika itu, orang tersebut berjanji memberikan bantuan berupa mesin jahit. Syaratnya, tempat usahanya harus difoto. “Tapi setelah difoto, juga tidak pernah dapat bantuan mesin jahit,” ujar Sutardi dalam talkshow bertajuk Kupas Tuntas Bangun Brand Fashion di Mal Pakuwon Yogyakarta, Selasa (12/9/2023).

Sutardi mengaku, tak jarang ia sendiri yang terjun ke lapangan dan memberikan pelatihan secara langsung kepada UMKM konveksi untuk meningkatkan kualitas produksi. Hasilnya, tidak mengecewakan.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Ciptakan Tecobator Gama Produksi Madu Nira Kelapa

2. UMKM di DIY perlu bantuan modal hingga pendampingan

Marrakesh Market di Pakuwon Mal Yogyakarta. (IDN Times/ Herlambang Jati Kusumo)

Produk-produk Farah Button sendiri sudah bersaing ke pasar ekspor. Terbukti, koleksi Farah Button sudah bisa dinikmati pelanggan di Jepang. Namun, ia menyadari keterbatasannya. Tidak mungkin merangkul seluruh UMKM konveksi di Yogyakarta untuk diberi pelatihan.

Ia berharap pemerintah bisa memberikan perhatian dan tidak mengabaikan UMKM konveksi di Yogyakarta. “Termasuk dipermudah untuk mendapatkan modal usaha dan bisa mendampingi dalam produksi serta memberikan pelatihan sehingga mereka bisa memiliki wadah dan menjadi lebih maju,” ucap Sutardi.

Baca Juga: 4 Perilaku Belanja Pembeli Online yang Perlu Dipahami UKM

Berita Terkini Lainnya