TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Medsos Berpengaruh Besar di Pemilu, Gen Z dan Milenial Sudah Siap?

Kualitas politik pemilih muda harus ditingkatkan

ilustrasi gen Z (IDN Times/Indonesia Gen Z Report 2022)

Yogyakarta, IDN Times - Jumlah pemilih muda diperkirakan bakal tinggi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta (KPU DIY), Hamdan Kurniawan mengungkapkan data tahun 2020, Gen Z dan Milenial hampir mencapai 50 persen dari keseluruhan jumlah pemilih. 

Hamdan menyebut jumlah pemilih Gen Z dan Milenial pada September 2020, mencapai 1 juta dari 2,7 juta pemilih. "Dengan jumlah cukup besar hampir 50 persen, tentu sangat menentukan proses pemilu," kata Hamdan, dalam diskusi Gen Z Memilih, Pengaruh Media Sosial terhadap Pilihan Gen Z di Pemilu 2024 yang diselenggarakan IDN Times, Rabu (12/4/2023).

1. Penyesuaian dengan perkembangan teknologi informasi

Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta (KPU DIY), Hamdan Kurniawan(IDNTimes/Herlambang Jati)

Jumlah pemilih muda yang besar, KPU DIY mengambil kebijakan agar pemilu mengadopsi teknologi informasi dalam setiap tahapan. Antara lain pendaftaran dan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu (Sistem informasi partai politik/SIPOL/sipol.kpu.go.id). Kemudian pendaftaran dan seleksi penyelenggara Pemilu (Sistem informasi anggota KPU dan Badan Adhoc/ SIAKBA/ siakba.kpu.go.id, 

Hamdan menerangkan DIY sebagai kota pelajar, bakal memfasilitasi mahasiswa dari luar kota dengan mendirikan TPS lokasi khusus. Diharapkan TPS ini bisa memfasilitasi para mahasiswa untuk bisa menggunakan hak pilihnya.

Baca Juga: Perludem Soroti Transformasi Digital dan Pemilih Muda Pemilu 2024

2. Kualitas pemilih muda harus ditingkatkan

Ketua BEM UGM, Gielbran M. Noor(IDNTimes/Herlambang Jati)

Ketua BEM UGM, Gielbran M. Noor mengungkapkan tidak hanya jumlah pemilih, namun kualitas pemilih muda harus didorong agar melek politik.

"Selain memperbaiki kinerja partai, mungkin perlu memperbaiki pemilih. Kekhawatiran menghadapi Pemilu 2024, acap kali fokus peningkatan kuantitas partisipasi, perlu meningkatkan literasi politik," ujarnya.

Acap kali literasi hanya dinilai kapan pemilihan, atau masalah teknis seperti tempat TPS. "Padahal literasi politik lebih dari itu. Bisa jadi bagaimana menghindari politik uang, atau mencegah adanya intimidasi," ujar Gielbran. 

Gielbran menyebut cara mengedukasi pemilih muda bisa memanfaatkan media sosial. Hal tersebut tidak lepas dari masifnya pengguna internet saat ini.

Baca Juga: Fasilitasi Mahasiswa Luar Daerah, KPU DIY Siapkan TPS Lokasi Khusus

Berita Terkini Lainnya