Indeks Literasi dan Inklusi Bank Syariah Rendah, OJK Dorong Inovasi
Kurangnya pembeda perbankan syariah jadi salah satu penyebab
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun secara nasional masih terbilang rendah. Kurangnya pembeda dari perbankan syariah dinilai menjadi salah satu penyebabnya.
Berdasar Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022. Indeks literasi keuangan di wilayah DIY tercatat 54,55 persen, untuk indeks inklusi keuangan tercatat 82,08 persen. Sementara itu, indeks literasi keuangan syariah hanya 9,14 persen dan indeks inklusi keuangan syariah tercatat 12,12 persen.
1. Produk syariah dinilai kurang bisa masuk ke masyarakat
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Parjiman mengatakan target aset dari perbankan syariah terhadap konvensional, minimal 10 persen. Namun, hingga saat ini hanya 4-7 persen untuk nasional, meski di DIY sudah pada kisaran 10 - 11 persen.
"Secara nasional masih di bawah 10 persen, kalau kita lihat memang literasi terhadap syariah masih kurang. Terutama karena produk syariah kurang bisa masuk di masyarakat atau belum bisa memberikan layanan atau produk yang beda dengan konvensional atau lebih dari konvensional," ujar Parjiman, Selasa (30/5/2023).
Baca Juga: OJK DIY Sebut Aset hingga Kredit Perbankan Alami Pertumbuhan
Baca Juga: 6 Distro di Kawasan Demangan Andalan Mahasiswa Belanja Baju Branded