TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

INDEF: Inisiatif Hyperlocal Bikin Omzet UMKM di Yogyakarta Melonjak

Dongkrak penjualan dan omzet

Offilne Media Briefing Tokopedia dan INDEF Research Roadshow Insiatif Hyperlocal: Kontribusi Tokopedia untuk Geliat UMKM Nasional, di Hotel Harper Malioboro, Rabu (25/1/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung bagi ekonomi Indonesia. Kontribusi UMKM sebagai penggerak ekonomi terbilang besar, termasuk di Kota Yogyakarta.

Berbagai upaya untuk mendorong UMKM pun terus dilakukan. Tidak hanya dari pemerintah, peran swasta juga menjadi penting untuk membantu mengembangkan UMKM. Salah satunya dilakukan oleh Tokopedia untuk dengan inisiatif Hyperlocal.

Hyperlocal merupakan inisiatif Tokopedia untuk mendekatkan penjual dan pembeli guna mendorong pertumbuhan ekonomi baru di berbagai daerah. Teknologi Tokopedia memungkinkan pembeli dengan penjual setempat. Hasil riset dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menunjukkan dampak yang positif bagi UMKM melalui inisiatif Hyperlocal.

Baca Juga: Ketua Asmindo DIY: Tren Furniture Milenial Dipengaruhi dari Kafe 

1. Tingkatkan penjualan dan omzet

Peneliti INDEF, Nailul Huda. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Berdasarkan riset INDEF, Kota dengan program hyperlocal memiliki indeks penjualan, jumlah penjual, jumlah pembeli, dan omzet lebih besar dibanding kota tanpa program Hyperlocal. Kota dengan program Hyperlocal memiliki kondisi ekonomi dan tingkat kemiskinan lebih rendah dibanding kota sebelum program hyperlocal.

"Mampu menahan laju pengangguran akibat COVID-19. Pelaku usaha kota Yogyakarta merasakan dampak positif Hyperlocal terhadap penjualan dan omzet ," kata Peneliti INDEF, Nailul Huda, saat Offilne Media Briefing Tokopedia dan INDEF Research Roadshow Insiatif Hyperlocal: Kontribusi Tokopedia untuk Geliat UMKM Nasional, di Hotel Harper Malioboro, Rabu (25/1/2023).

Indeks penjualan di Kota Yogyakarta pada 2017 sebesar 0,0173 dan setelah ada hyperlocal pada 2021 sebesar 0,907. Dari segi omzet penjualan juga mengalami peningkatan dari 0,0175 menjadi 0,1926. Permasalahan yang dihadapi UMKM salah satunya adalah pemasaran. Melalui program Hyperlocal ini juga bisa membantu pemasaran.

2. Adopsi digital Yogyakarta tertinggi

Offilne Media Briefing Tokopedia dan INDEF Research Roadshow Insiatif Hyperlocal: Kontribusi Tokopedia untuk Geliat UMKM Nasional, di Hotel Harper Malioboro, Rabu (25/1/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Pemasaran secara daring ini menjadi penting. Di Yogyakarta adopsi digital juga sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan rerata nasional dan tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Adopsi digital di Yogyakarta merupakan yang tertinggi pada tahun 2019 dan tetap meningkat pada tahun 2020-2021. Data pada 2019 menunjukkan 27,88, pada tahun 2020 yaitu 33,29 lalu, pada 2021 34,13.

Kepala Divisi Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Daerah Tokopedia, Emmiryzan menyebut Tokopedia melalui hyperlocal membantu UMKM di seluruh penjuru Indonesia untuk tumbuh bersama dan menaikkan performa penjualan.

"Menurut temuan kami, transaksi kampanye WIB (Waktu Indonesia Belanja) Kota Yogyakarta meningkat lebih dari 1,5 kali lipat pada 2022 dibandingkan 2021. Periode yang sama pula, jumlah penjual di Yogyakarta yang mengikuti kampanye KTP (Kumpulan Toko Pilihan) mengalami peningkatan sebesar hampir 1,5 kali lipat,” ucap Emmiryzan.

Baca Juga: Harga Tiket Naik, Kebun Buah Mangunan Targetkan PAD Rp2 Miliar

Berita Terkini Lainnya