TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Sultan Akan Tutup Penambangan Pasir Ilegal Merapi

Penambangan pasir sebabkan warga kesulitan air

Sri Sultan HB X berdialog dengan penduduk lereng Merapi. (dok. Humas Kraton Jogja)

Sleman, IDN Times - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan akan mengembalikan kelestarian lingkungan di lereng gunung Merapi serta menutup seluruh praktik tambang pasir ilegal.

"Ingsun kagungan kersa, Gunung bali gunung, kuwi opo sing bisa tak andhareke marang sliramu kabeh, muga-muga bisa kelaksanan," kata Sultan selepas berkeliling meninjau dampak kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir di Lereng Merapi, Sabtu (11/9/2021).

Sri Sultan HB X dalam kunjungan yang dilakukan tanpa protokoler itu mengajak GKR Hemas, putri keduanya GKR Condrokirono, dan cucunya RM Gusti Lantika Marrel Suryokusumo berkeliling di sejumlah lokasi penambangan.

 

Baca Juga: GKR Hemas Kesal Merasa Ditipu Penambang Pasir Merapi 

1. Penambang tak pernah lakukan reklamasi

Ilustrasi penambangan pasir di lereng Gunung Merapi pasca dua tahun erupsi 2010. IDN Times/Pito Agustin Rudiana

Menggunakan mobil berpenggerak empat roda, rombongan keluarga Kraton Yogyakarta itu menjelajah masuk hingga ke lokasi yang rusak dan selama ini tersembunyi. Di antara lokasi yang dikunjungi adalah, Sungai Gendol, Sungai Opak, Sungai Kuning dan wilayah Umbulharjo, Argomulyo, Glagaharjo, Kepuharjo Kepanewonan Cangkringan.

Selama lebih dari empat jam berkeliling, Sultan menemui berbagai elemen masyarakat terdampak pertambangan. "Dari yang sudah kita saksikan selama ini, para penambang (ilegal) tersebut tidak pernah melakukan reklamasi. Yang ada hanyalah bentuk keserakahan," kata Sultan.

2. Sultan berdialog dengan warga Lereng Merapi

Sri Sultan HB X berdialog dengan penduduk lereng Merapi / Humas Kraton Jogja

Selain meninjau area tambang pasir, Sultan juga berdialog dengan warga sekitar Merapi. Di hadapan perwakilan warga Pakem maupun Cangkringan serta Lurah Hargobinangun yang hadir, Sultan menjelaskan pihaknya sudah melakukan penutupan titik tambang pasir yang selama ini menempati tanah Kasultanan atau Sultan Ground (SG) secara ilegal.

"Tanah SG sudah ditutup, harapan saya (dinas) ESDM segera menutup penambangan yang di luar SG. Karena barangnya (portal) sudah ada, kalau besok Senin belum dipasang, pasti saya tegur," kata Sultan di Aula Kalurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman.

 

 

3. Warga mengeluh kesulitan air bersih

Sri Sultan HB X berdialog dengan penduduk lereng Merapi / Humas Kraton Jogja

Warga memanfaatkan pertemuan dengan Sultan untuk menumpahkan unek-unek mereka. Salah satunya, kesulitan air akibat penambangan. "Warga sudah lama mengalami kesulitan air akibat muka air tanah yang turun karena penggalian lokasi tambang. Apalagi yang ditambang ini statusnya adalah Sultan Ground, kami nyuwun dhawuh Ngarsa Dalem," ungkap seorang warga yang hadir.

Senada, warga Hargobinangun, Argomulyo dan Glagaharjo juga mengeluh kesulitan mengakses air bersih.

 

Berita Terkini Lainnya