Pusat Studi Pariwisata UGM Khawatir Penataan Ubah Wajah Malioboro
Promosi yang tepat penting dilakukan bagi para PKL
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Penataan Malioboro diharapkan tidak mengubah ciri khas kawasan yang menjadi pusat wisata Kota Yogyakarta. Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) berharap relokasi pedagang kaki lima (PKL), kawasan Malioboro, tidak mengubah wujud seperti kawasan jalur pedestrian di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM Prof Janianton Damanik, mengkhawatirkan sisi kiri dan kanan Jalan Malioboro kelak dihiasi oleh bangunan pencakar langit laiknya kawasan jalur pedestrian di Jalan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Harus dijamin Malioboro tidak berubah sosok seperti (jalur pedestrian) di Jalan MH Thamrin di Jakarta sana yang ada gedung-gedung pencakar langit di sisi kanan kiri jalan," kata Janianton Damanik dikutip Antara, Rabu (2/2/2022).
Baca Juga: Mulai Boyongan, PKL Malioboro Cemas Harus Babat Alas di Lapak Baru
Baca Juga: Teras Malioboro Tampung 1.800 PKL, Sultan Janji Tak Pungut Pajak
1. Mengandeng pekerja seni
Pemerintah DIY menurutnya, perlu menerjemahkan makna Malioboro sebagai bagian dari sumbu filosofi Yogyakarta melalui berbagai narasi yang dipadu dengan atraksi seni dan budaya di sepanjang jalur itu.
Menurut Guru Besar Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM ini, Pemda DIY memiliki sumber daya yang besar untuk merevitalisasi wajah Malioboro, salah satunya dengan cara menggandeng Institut Seni Indonesia (ISI).
"Kalau jalur pedestrian itu tidak ada event tentu kurang menarik. Kalau sekadar orang datang ke Malioboro untuk jalan saja itu kan tidak mungkin," tuturnya.