Mulai Boyongan, PKL Malioboro Cemas Harus Babat Alas di Lapak Baru 

Pedagang cemas dengan masa depannya di tempat baru

Yogyakarta, IDN Times - Suasana kawasan Malioboro nampak sibuk sedari Selasa (1/2/2022) pagi. Hilir mudik pedagang mewarnai proses boyongan para PKL ke dua sentra baru.

Ratusan pedagang berpeluh melakukan bongkar muat barang dari area lapak lama di trotoar atau emperan toko, menuju lokasi lapak baru. Mulai hari ini, para PKL resmi membuka lembaran kehidupan baru di Teras Malioboro 1 dan 2.

Baca Juga: PKL Berharap Dapat Jualan di Malioboro hingga 7 Februari 

1. Mulai dari nol

Mulai Boyongan, PKL Malioboro Cemas Harus Babat Alas di Lapak Baru PKL Malioboro mulai boyongan ke tempat relokasi di Teras Malioboro 1 dan 2, Selasa (1/2/2022). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Amir (37), salah seorang PKL penjual sandang dari kelompok Tri Darma adalah satu dari sekian banyak pedagang yang disibukkan dengan aktivitas boyongan ini.

Kendati, di kala tangannya aktif mengemas dagangan batiknya, tersimpan kecemasan dalam benak pria 37 tahun itu akan masa depannya di lapak yang baru. Amir resah harus kembali mengalami masa jatuh bangun lagi di Teras Malioboro 2.

"Saya sudah 7 tahunan di sini. Besok di tempat baru, mulai dari nol lagi kan ya. Mana wisatawan juga belum tahu," kata Amir ditemui di lapak trotoar.

Menimbang hal itu, menurut Amir wajar bagi dirinya dan para PKL lain mengusulkan agar relokasi diundur hingga setelah lebaran tahun ini. Tujuannya, meraup cuan selama periode liburan sebagai modal sebelum pindahan.

"Bukan cuma saya aja yang usul begitu, tapi semua pedagang karena mereka merasa demikian juga," tutupnya.

2. PR di lapak baru

Mulai Boyongan, PKL Malioboro Cemas Harus Babat Alas di Lapak Baru PKL Malioboro mulai boyongan ke tempat relokasi di Teras Malioboro 1 dan 2, Selasa (1/2/2022). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Denni Supriyanto, salah seorang PKL yang mengaku telah berjualan di Malioboro sejak 1979 berharap rezekinya lebih lancar di lapak baru ini. Pasalnya sebelum pindah saja dagangannya cenderung sepi, dan ada hari-hari nihil pembeli.

"Memang agak cemas, masalahnya seperti halnya orang babat alas, pelan-pelan. Semoga pindah ke sini bisa lancar cari rejekinya," kata Denni ditemui di Teras Malioboro 2.

Saat ditemui, Denni tengah sibuk memotong rangka besi untuk kotak penyimpanan barang dagangannya. Wadah ini juga akan menjadi etalase untuk memajang jualannya.

Dia merasa harus putar otak, pintar-pintar memanfaatkan lahan yang ada agar semua dagangannya bisa terpampang. Maklum, lapak barunya cuma 1,17 meter x 1,2 meter, sementara di lokasi lama atau pedestrian bisa mencapai 1,5 meter x 2 meter.

Karena banyak yang harus disiapkan ini pula, Denni memilih libur jualan hari ini. Lagi pula, masih ada waktu sampai 7 Februari 2022 untuk merampungkan boyongan.

"Ini masih menata dulu, jadi nanti buat display juga buat nyimpan barang dagangan. Harus potong, las, sesuaikan dengan ukuran lapak. Kalau tidak begitu malah repot," katanya.

3. Tak ada lagi PKL di pedestrian

Mulai Boyongan, PKL Malioboro Cemas Harus Babat Alas di Lapak Baru PKL Malioboro mulai boyongan ke tempat relokasi di Teras Malioboro 1 dan 2, Selasa (1/2/2022). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Terpisah, Ketua Paguyuban PKL Malioboro-Ahmad Yani (Pemalni), Slamet Santoso, menyebut ada 431 pedagang anggota paguyubannya yang hari ini mulai boyongan ke Teras Malioboro 1. Proses pindahan mencicil atau bertahap sampai tanggal 7 Februari nanti.

Selama prosesi itu pula Slamet memastikan tak ada satu pun pedagangnya yang membuka lapak di kawasan pedestrian Malioboro.

"Karena juga sudah dilarang kan, sesuai surat edaran wali kota," tutur Slamet.

Slamet melanjutkan, anggota Pemalni yang mayoritas berjualan kaos dan suvenir kebagian lapak di lantai dasar dan 1 Teras Malioboro 1. Beberapa ada yang sudah kembali menjalankan usahanya.

"Hari pertama (jualan) masih sepi, tapi pasti nanti setelah PKL di lorong-lorong (trotoar) sudah tidak jualan, pasti kan masuknya ke sini," ujar dia.

Slamet juga yakin, luasan lapak yang terbatas tak akan jadi kendala berarti bagi para anggotanya. Namun Pemalni tetap mengharap perhatian pemerintah, khususnya dari segi promosi agar sentra-sentra baru PKL ini bisa laris manis dibanjiri pengunjung.

Baca Juga: PKL Malioboro Direlokasi, Nasib Buruh Dorong Gerobak Kian Tak Pasti

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya