TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gerakan Nol Sampah Anorganik, Pemkot Targetkan Pengurangan 50 Ton 

Warga Kota Yogyakarta diminta mengelola dan memilah sampah

Mulai awal tahun 2023, Pemkot Yogyakarta melarang pembuangan sampah anorganik di depo sampah. (Antara/Hendra Nurdiansyah)

Yogyakarta, IDN Times - Gerakan nol sampah anorganik yang dicanangkan Pemkot Yogyakarta sejak awal Januari 2023 mulai menujukkan hasil. Rata-rata jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Piyungan dari Kota Yogyakarta mulai berkurang,

“Hingga pekan ketiga Januari, rata-rata volume sampah yang dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Piyungan berkurang 20 ton per hari,” kata Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya di Yogyakarta, Minggu (29/1/2023).

 

1. Pemkot Yogyakarta berharap volume sampah berkurang hingga 40-50 ton per hari

1.600 ton sampah di Kota Yogyakarta menumpuk. IDN Times/ Tunggul Damarjati

Menurut Aman, pada tahun 2022, rata-rata volume sampah yang dibuang Kota Yogyakarta ke TPA Piyungan mencapai sekitar 250-260 ton per hari.

Meski volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan berkurang, namun jumlah tersebut akan terus ditingkatkan hingga sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam waktu tiga bulan atau sampai akhir Maret 2023.

Aman berharap volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan bisa berkurang sebanyak 40-50 ton per hari. Jumlah tersebut merupakan volume sampah anorganik yang tidak lagi dapat dibuang ke depo atau tempat pembuangan sampah (TPS) dan dinilai masih memiliki nilai keekonomian sehingga masih memungkinkan untuk dijual melalui pelapak.

 

Baca Juga: Wayang Uwuh dari Sampah Anorganik, Terjual hingga Rp1 Juta       

2. Warga Kota Yogyakarta diminta mengelola dan memilah sampah

Ilustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Aman menambahkan melalui gerakan nol sampah anorganik yang berlaku mulai awal Januari, warga Kota Yogyakarta diminta untuk mengelola dan memilah sampah sejak dari sumbernya. Sampah yang diizinkan dibuang ke depo atau TPS, kata Aman, hanya sampah organik dan residu.

Sampah anorganik dikelola secara mandiri oleh masyarakat dan disalurkan melalui bank sampah yang kemudian menjual ke pengepul atau pelapak. “Kami akan mengevaluasi secara keseluruhan pelaksanaan gerakan ini dalam waktu tiga bulan atau hingga akhir Maret,” ujarnya dikutip Antara.

Aman berharap gerakan tersebut akan mampu mengubah perilaku warga Kota Yogyakarta dalam mengelola sampah yang dihasilkan.

“Harapannya, dalam waktu tiga bulan, seluruh masyarakat memiliki kesadaran untuk mengelola sampah mereka tidak hanya asal membuang sampah,” katanya.
Setelah tiga bulan, gerakan nol sampah anorganik di Yogyakarta akan diikuti dengan penindakan terhadap warga yang belum mengelola sampah dengan memilahnya.

Baca Juga: Buang Sampah Sembarangan, 4 Warga Ditangkap Satpol PP Kota Yogyakarta

Berita Terkini Lainnya