TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ribuan Umat Katolik Ikuti Misa Malam Natal di Gereja Ganjuran Bantul

Pelaksanaan misa malam Natal di Yogya berlangsung aman

Kegiatan misa di Gereja HKTY GANJURAN. IDN Times/Daruwaskita

Bantul, IDN Times - Ribuan umat Katolik tampak khusyuk menjalankan misa Natal di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY), Ganjuran, Kabupaten Bantul, Selasa malam (24/12).

Baca Juga: Penuh Kesederhanaan, Gereja Ganjuran Bantul Gelar 3 Kali Misa Natal

1. Mahasiswi asal Jepang turut menjadi penabuh gamelan

Mahasiswi jepang (kebaya merah) menjadi penabuh gamelan pada misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran. IDN Times/Daruwaskita

Misa perdana Natal di Gereja HKTY yang berlangsung pukul 17.00 WIB menggunakan bahasa jawa dengan iringan gamelan. Uniknya, salah satu penabuh gamelan adalah mahasiswa asal Jepang yang tengah menjalani studi S2 Jurusan Kesenian dan Kebudayaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

2. Diikuti lebih dari 4000 umat Katolik

Misa Natal Gereja HKTY Ganjuran. IDN Times/Daruwaskita

Misa Natal perdana di Gereja HKTY Bantul ini diperkirakan diikuti oleh lebih dari 4000 umat Katolik. Sebagian besar adalah para pendatang maupun warga dari Paroki HKTY Ganjuran yang mudik untuk merayakan Natal dan Tahun Baru di kampung halamannya.

"Ya memang sudah seperti tradisi misa Natal tahun-tahun sebelumnya, misa Natal perdana selalu diikuti lebih dari 4000 umat katolik yang kebanyakan juga berasal dari luar umat Paroki HKTY Ganjuran," kata Ari Setiawan, Ketua Dewan Paroki HKTY Ganjuran, Ari Setiawan, Selasa malam (24/12).

3. Awali misa Natal, Romo Krisna ajak umat bersalaman dan ucapkan "berkah Dalem"‎

Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran. IDN Times/Daruwaskita

Tak berbeda dengan misa Natal perdana pada misa Natal kedua yang dilaksanakan pukul 21.00 WIB juga diikuti oleh ribuan jemaat meski tidak sebanyak misa Natal perdana. Misa Natal kedua dipimpin oleh Romo Krisna dan menggunakan bahasa Indonesia.

Sebelum misa Natal dimulai, para putra-putri altar, muda-mudi yang memerankan gembala hingga Yusuf serta Maria yang membawa bayi Yesus melakukan upacara di depan kandang domba yang berada di sisi timur altar yang dipimpin oleh Romo Krisna. Setelah bayi Yesus diletakkan dalam palungan kemudian Romo Krisno memberkati replika kandang domba tempat kelahiran Yesus.

"Selamat malam, selamat panas namun demikian tidak sepanas neraka," kata Romo Krisna mengawali perayaan misa Natal kedua.

"Mari kita juga ucapkan berkah Dalem (berkat Tuhan) dengan umat yang ada di samping kita," kata Romo Krina sembari meminta umat untuk bersalaman.

4. Menjadi sahabat adalah makna Natal yang manis‎

Kandang domba tempat kelahiran Yesus. IDN Times/Daruwaskita

Sementara dalam homili atau khotbah Natalnya, Romo Krisna bercerita tentang seorang pengemis buta dan pengemis lumpuh yang selalu bertengkar karena berebut rezeki. Pada suatu saat tempat mengemis si buta dan si lumpuh yakni pasar terbakar. Namun ketika ada musibah justru keduanya saling membantu yakni si buta menggendong si lumpuh dan si lumpuh menjadi mata bagi si buta untuk berlali jauh dan selamat pada akhirnya.

"Jadi ketika kita bisa bersahabat maka pada akhirnya akan selamat semua," ungkap Romo Krisna.

Umat Katolik, kata Romo Krisna juga diminta menjadi sahabat bagi semua orang, menjadi sahabat bagi orang yang sedang mengalami kesusahan. Menjadi orang Katolik yang transformatif yang mau mengubah dan diubah.

"Ketika kita hidup saling mengasihi maka kita bukan saja menjadi murid Yesus namun sebagai Kristus. Dan Allah mengutus kita menjadi sahabat Kristus sebagai sahabat bagi semua umat," ujarnya.

"Setiap saat kita berjumpa dengan banyak orang baik di dunia nyata dan di dunia maya namun apakah kehadiran kita sudah menjadi sahabat bagi suami, istri, anak dan tetangga atau yang lainnya. Jangan menuntut orang lain sebagai sahabat," terangnya.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Yogyakarta, Istri Ikut Diamankan

Berita Terkini Lainnya