TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rayakan Hari Jadi, Kehadiran 'Bajingan' Jadi Daya Tarik di Bantul

Wakil Bupati sisihkan gaji sebulan untuk para bajingan

Gerobak sapi kini jadi salah satu atraksi wisata. (IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Puluhan bajingan berkumpul di Lapangan Jodog Legi, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, pada Minggu (28/11/2021). Mereka  hadir untuk merayakan Hari Jadi ke-7 Guyub Rukun Bantul yang merupakan perkumpulan para bajingan di Bantul. Anggotanya kini lebih dari 70 orang. 

Baca Juga: Bacok Pengendara Motor, 4 Pelaku Klitih di Bantul Ditangkap

1. Bajingan bukan orang jahat atau kata umpatan‎

Ketua perkumpulan bajingan Guyub Rukun Bantul, Isdiono. (IDN Times/Daruwaskita)

Dalam bahasa Jawa, bajingan adalah sebutan bagi kusir gerobak sapi. Pada bajingan ini mengendarai gerobak yang ditarik sapi dari berbagai penjuru Kabupaten Bantul untuk berkumpul merayakan hari jadi paguyubannya. Setiap bulan, mereka juga berkumpul setiap hari Minggu Pon di Lapangan Jodog Legi.

"Bajingan itu bukan orang jahat, atau orang mengumpat, lho. Tapi bajingan itu sopir gerobak yang ditarik sapi. Jangan berprasangka buruk dulu," kata Ketua Guyub Rukun Bantul, Isdiono, pada Minggu (28/11/2021).

2. Gerobak sapi jadi daya tarik di Desa Wisata Gilangharjo

Gerobag sapi moda angkutan darat ramah lingkungan yang sudah ditinggalkan masyarakat. IDN Times/Daruwaskita

Isdiono mengatakan, hampir 70 anggotanya yang hadir ke acara hari jadi tersebut, sedangkan gerobak sapi yang dibawa ada 45 unit. Kehadiran bajingan dengan gerobaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

"Kita menghibur namun demikian juga memperkenalkan budaya warisan nenek moyang yang saat ini hampir punah. Kebetulan juga gerobak sapi ini menjadi salah satu ikon Desa Wisata Gilangharjo," ungkapnya.

Ia menjelaskan, pada tahun 1950-an hingga 1980-an gerobak sapi menjadi salah satu transportasi utama masyarakat untuk menjual hasil buminya ke kota. Selain itu keberadaan sapi juga digunakan untuk membajak sawah.

Namun, perkembangan zaman membuat keberadaan gerobak sapi semakin terpinggir bahkan punah dengan adanya kendaraan bermotor dan traktor.

"Kini gerobak semakin terpinggirkan, namun warga mulai merintis dan menghidupkan kembali gerobag sapi dengan bajingannya. Bukan untuk transportasi namun untuk atraksi kesenian, melestarikan budaya yang nyaris punah dan menumbuhkan kecintaan terhadap binatang khususnya sapi," ungkapnya.

Baca Juga: DPRD Bantul Anggarkan Uang Reward Petugas Keagamaan Non Muslim

Berita Terkini Lainnya