'Perang' Kotoran Antarpemuda di Bantul, Lurah: Bukan Tradisi Setempat
Awalnya hanya iseng warga menggunakan air
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Sebuah video "tawuran" antarpemuda beredar di media sosial. Dalam postingan Twitter yang diunggah oleh akun @upil_jaran67, disebutkan bahwa aksi perang-perangan menggunakan kotoran yang terjadi pada Sabtu (8/5/2021) malam itu adalah tradisi pemuda di Jejeran, Pleret, Bantul setiap malam minggu terakhir bulan Ramadan.
"Kejadian malam tadi adalah tradisi remaja "jejeran" Pleret, Bantul. Rutin pada ahad terakhir bulan ramadhan. Semarak baku hantam dg berbagai amunisi mulai dr telor busuk, tletong sapi, kuah gulai dan semua yg bs dibungkus dan digunakan untuk membuat lawan mundur. Unik ya?" cuit akun tersebut.
Namun ketika dikonfirmasi, Pemerintah Kalurahan Wonokromo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, membantah pernyataan tersebut.
Baca Juga: Kasus Sate Beracun, Nani dan Aiptu Tomi Bantah Sudah Nikah Siri
1. Lurah Wonokromo menyebut pernyataan itu hoaks
Lurah Wonokromo, Machrus Hanafi, membantah perang-perangan kotoran antarpemuda di Simpang Empat Jejeran merupakan tradisi setempat di malam Minggu terakhir Ramadan.
"Jelas kejadian semalam bukan tradisi dan kami melarang kejadian tersebut," kata Lurah Wonokromo, Machrus Hanafi, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (9/5/2021).
"Apa yang diunggah oleh akun dimedia sosial itu tidak benar dan hoaks," tambah Machrus Hanafi.
Baca Juga: Mudik Lokal Dilarang, Sultan Izinkan Silaturahmi antarwilayah di DIY