Gara-gara Antraks, Penjualan Daging Sapi dan Kambing di Pasar Turun
Imawan Wahyudi pastikan daging yang dijual bebas antraks
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Pasca merebaknya penyakit antraks, penjualan daging sapi dan kambing di pasar tradisional Gunungkidul turun drastis.
Salah seorang pedagang daging kambing di pasar tradisional Argosari, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Rubiyanti (42), mengatakan penurunan terjadi sejak merebaknya informasi mengenai penyakit antraks.
"Biasanya saya menyembelih 5 ekor kambing selama 1 minggu untuk dijual dagingnya di pasar. Namun saat ini hanya menyembelih 1 atau 2 ekor kambing saja," katanya, Rabu (22/1).
Baca Juga: Sri Sultan Ingatkan Warga Gunungkidul Hati-hati Bahaya Antraks
1. Pedagang di pasar jamin daging yang dijual bebas antraks
Penurunan permintaan juga dikeluhkan oleh Pedagang daging sapi, Waginem. Sejak buka lapak pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB, daging sapi yang laku dijual hanya 5 kilogram.
"Dalam sehari paling banter laku sebanyak 20 kilogram daging sapi," katanya.
Waginem mengaku bersama 4 pedagang daging sapi sengaja menyembelih sapi dan daging dibagi berempat dan dijual di pasar dengan harga Rp125 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram.
"Daging di pasar dipastikan aman untuk dikonsumsi. Kita tidak menjual daging dari hewan yang sakit. Sapi sakit kok dibeli, mending yang sehat tidak merugikan pembeli," ujarnya.
Baca Juga: Kasus Antraks di DIY Tak Hanya Terjadi di Gunungkidul