TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Air Menyusut, Warga Manfaatkan Telaga untuk Lahan Pertanian

14 kecamatan terkena kekeringan‎

Petani berjalan di areal embung yang mengering di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (28/6/2019). (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Gunungkidul, IDN Times - Empat bulan tak turun hujan, ratusan telaga di Kabupaten Gunungkidul yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga, mulai mengering.

Warga pun diminta lebih berhemat dalam menggunakan air bersih,  karena musim kemarau masih akan berlangsung beberapa bulan ke depan.

Baca Juga: Kemarau 2019, BNPB: Beberapa Wilayah Indonesia Siaga Kekeringan

1. 355 telaga yang ada airnya telah mengering‎

ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Kepala Bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kabupaten Gunungkidul, Taufik Aminudin mengatakan dari  hasil survei terdapat 355 telaga yang telah kering dari 460 telaga yang ada di Gunungkidul. 

Biasanya saat musim hujan 460 telaga mampu menampung 5.149.386,70 meter kubik air namun saat kemarau seperti saat ini hanya tersisa 1.119.368,70 meter kubik.

"Musim kemarau masih akan berlangsung beberapa bulan ke depan sehingga diperkirakan akan semakin banyak telaga yang mengering," katanya, Minggu (28/7).

2.Sejak tahun 2000 telaga mulai berubah fungsi‎

IDN Times/Humas Pemkab Kutim

Sejak tahun 2000 fungsi telaga mulai bergeser seiring masuknya jaringan pipa air bersih milik PDAM. Sehingga telaga yang semula airnya digunakan untuk masak, minum atau mandi kini lebih banyak digunakan untuk kebutuhan mencuci dan memberi minum ternak.

"Meski hanya untuk mencuci dan memberi minum ternak, namun keberadaan telaga sangat penting apalagi ketika musim kemarau seperti saat ini," tuturnya.

3. Telaga dijadikan lahan pertanian oleh warga‎

Dok. IDN Times/ Istimewa

Beberapa telaga yang debit airnya menyusut digunakan warga sebagai lahan pertanian. Namun alif fungsi ini tetap dilakukan warga saat musim hujan, Akibatnya telaga dapat digunakan untuk menampunng air huja. 

"Ada 27 telaga yang kini berubah menjadi lahan pertanian. Bahkan ada yang digunakan sebagai tempat untuk membangun sekolah seperti di telaga di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo," ujar Taufik.

Baca Juga: BNPB Minta Desa Gunakan Dana Desa untuk Antisipasi Bencana

Berita Terkini Lainnya