TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Potensi Gempa 8,8 Pemicu Tsunami, Ini Imbauan BPBD Bantul

Tak ada pihak yang bisa memprediksi tsunami kapan terjadi‎

IDN Times/Daruwaskita

Bantul, IDN Times - Pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko memperkirakan gempa megathrust berpotensi terjadi di pantai selatan Jawa. Gempa dengan magnitudo 8,8 dapat memicu ketinggian gelombang tsunami yang mencapai 20 meter di sepanjang pantai.

Lalu, bagaimana tanggapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul atas potensi gempa dengan magnitudo 8,8 yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter di pantai selatan Bantul?

1. Masyarakat perlu tetap waspada terhadap potensi gempa yang disusul tsunami‎

phys.org

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan potensi gempa bumi yang mencapai magnitudo 8,8 dan tsunami tidak bisa dibantah karena berdasarkan kajian ilmiah. Meski begitu, masyarakat tidak perlu panik dalam menanggapi kajian tersebut, tetapi patut dijadikan peringatan agar selalu waspada dan siaga untuk menghadapi segala bencana gempa dan tsunami yang ada di Kabupaten Bantul.

"Kita tidak boleh lengah, lalai terkait potensi tersebut sehingga masyarakat akan semakin siap, makin siaga terkait informasi tersebut dan informasi sebagai pembelajaran yang berharga bagi masyarakat Bantul," ujarnya, Jumat (19/7).

Baca Juga: Potensi Gempa dan Tsunami di Selatan Jawa, Pakar: DIY Harus Bersiap

2. BPBD akan tingkatkan sosialisasi potensi gempa yang disusul dengan tsunami serta cara mengatasinya‎

IDN Times/Nena Zakiah

Meski demikian, Dwi Daryanto mengatakan potensi gempa bumi bermagnitudo 8,8 pemicu tsunami tidak bisa diprediksi kapan terjadinya sehingga yang paling penting menyiapkan seluruh komponen masyarakat untuk selalu siaga dan waspada.

"Kita juga harus lebih sering melakukan sosialisasi, pelatihan-pelatihan kepada masyarakat untuk selalu menjaga emosinal warga agar tetap terjaga dan tidak ketakutan berlebihan dan kita siap mampu mengatasi masalah itu dan tidak akan terjadi pada kita,"ujarnya.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di regional Jawa melakukan ekspedisi desa tangguh bencana (Destana) dari Banyuwangi hingga laut selatan Banten yang tujuannya untuk membangkitkan kembali kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami.

"Nah di Bantul akan mendapatkan gilirannya pada hari Sabtu 27 Juli 2019 dan acaranya akan digelar selama 1 hari penuh," katanya.

3. BPBD Bantul mendapatkan alat deteksi gempa dan tsunami dari Jepang‎

IDN Times/Arief Rahmat

Dwi Daryanto menambahkan, Pemkab Bantul akan mendapatkan bantuan alat dari Jepang berupa radar tsunami. Proses pembangunan radar tsunami sudah dilakukan.

"Jadi nantinya radar tsunami bantuan Jepang itu akan berfungsi untuk memberikan signal jika ada gempa bumi yang besar dan berpotensi terjadi tsunami maka ketika ada gelombang tsunami yang menjalar alat tersebut bisa memberikan informasi kepada BPBD Bantul terkait potensi tsunami yang nantinya oleh BPBD Bantul akan disebarkan ke wilayah yang berada di pesisir pantai (masyarakat di pesisir pantai)," terangnya.

"Jadi alatnya yang menghasilkan sinyal tersambung ke satelit dan tidak akan dicuri," tambahnya lagi.

4. EWS gempa dan tsunami di Bantul semuanya berfungsi baik‎

IDN Times/Daruwaskita

Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini gempa dan tsunami yang dimiliki BPBD Bantul saat ini jumlahnya mencapai 30 unit, terpasang mulai dari Pantai timur Bantul hingga Pantai paling barat Bantul. Semuanya berfungsi dengan baik karena setiap tanggal 26 dilakukan uji coba dan setiap EWS yang ada terus dimonitor oleh petugas.

"Jadi semuanya berfungsi EWS dari BPBD namun 7 EWS bantuan BPNP memang tidak berfungsi karena kita robohkan agar alatnya tidak dicuri," ungkapnya.

Baca Juga: Ahli Paparkan Potensi Gempa Pemicu Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa

Berita Terkini Lainnya