Koalisi Perempuan Kirim Petisi ke Australia, Desak Beasiswa IM Dicabut
Ada tiga penyintas di Australia belum mendapat pendampingan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times – Koalisi Peduli Perempuan mengirimkan laporan hasil petisi online terkait dugaan kasus kekerasan seksual dengan terduga pelaku IM kepada Pemerintah Australia pada 12 Mei 2020. Petisi online melalui change.org yang digagas oleh empat orang pengaju petisi sejak 7 Mei 2020 hingga saat ini telah menggalang dukungan publik sebanyak 12 ribu tanda tangan.
“Kami mendesak pemerintah Australia mencabut beasiswa terduga pelaku,” kata salah satu dari empat pengaju petisi yang juga anggota Koalisi Peduli Perempuan, Retno Agustin dalam siaran pers yang diterima IDN Times, 12 Mei 2020.
IM yang lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada 2016 adalah penerima beasiswa Australia Awards Scholarships Awardee. Saat ini tengah menempuh S2 Master of Urban Planning di University of Melbourne.
Jumlah korban yang mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta hingga saat ini masih mencapai 30 aduan, baik dari Yogyakarta maupun Melbourne. Mereka adalah korban tindak kekerasan seksual yang diduga dilakukan IM yang diungkap LBH Yogyakarta bernama Ibrahim Malik.
“Satu dari 30 pengadu dari Melbourne,” kata Wakil Direktur LBH Yogyakarta Meila Nurul Fajriah saat dihubungi IDN Times, 12 Mei 2020.
Baca Juga: Korban Dugaan Kekerasan Seksual IM Capai 30 Orang
1. Petisi didahului dengan mengirim surat kepada pemerintah Australia dan AAI
Empat orang pengaju petisi adalah alumni dari beasiswa Australia Award mulai dari 2006 hingga 2016. Mereka adalah Penerima Australia Development Scholarship (ADS) 2005-2006 serta alumni S2 dan S3 Universitas Melbourne Hani Yuliandrasari, Penerima Australia Awards Scholarship (AAS) 2015-2016 dan alumni S2 Universitas Melbourne Illian Deta Arta Sari, Penerima Australia Awards Scholarship (AAS) 2014-2015 dan alumni S2 Universitas Melbourne Retno Agustin, serta Penerima ADS 2011 dan alumni Monash University Freddy Reynaldo.
Petisi tersebut merupakan kegelisahan mereka tentang adanya dugaan praktik kekerasan dan tidak adanya penghormatan pada hak asasi perempuan yang dilakukan penerima award yang saat ini masih berada di Melbourne dengan dukungan beasiswa Australia Award Indonesia (AAI).
Sebelum petisi, mereka juga sudah mengirim surat kepada pihak Australia yang didukung alumni Australia Awards dan telah dikirimkan pada pihak AAI. Mereka pun sudah menerima balasan.
“Cuma bilang kalau mereka kasih perhatian (kasus tersebut). Juga akan cek investigasi di Universitas Melbourne,” kata Retno saat dihubungi IDN Times, Selasa (12/5).
Dari informasi yang dikumpulkan, ada tiga orang korban kekerasan seksual terduga IM yang belum berani mengadu dan belum mendapatkan pendampingan.
Baca Juga: UII Dorong Proses Hukum, LBH Yogya: Harus dengan Persetujuan Korban