Pemilu Sistem Proporsional Tertutup Dinilai Ringankan Kerja PPS
Pengamat UGM beberkan kelebihan pemilu proporsional tertutup
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Wacana penerapan sistem proporsional tertutup pada Pemilu legislatif 2024 mendatang menuai pro kontra. Pengamat Politik UGM, Mada Sukmajati menyebut sistem proporsional tertutup memiliki banyak kelebihan dibanding sistem terbuka. Sistem proporsional tertutup dinilai lebih cocok untuk diterapkan pada Pemilu legislatif serentak.
Pada pemilu sistem proporsional terbuka adalah, pemilih memilih lamgsung calon legislatifnya. Sedangkan proporsional tertutup, pemilih dalam proses pemilu hanya memlih partai politiknya saja.
1. Sistem yang paling sederhana
Mada menyebut banyak ahli sudah mewanti-wanti, jika sebuah negara menyelenggarakan Pemilu serentak, akan lebih baik menggunakan sistem yang paling sederhana. "Sistem tertutup ini adalah sistem yang sederhana dari sisi pemilih," ujar Mada, Sabtu (7/1/2023).
Meski sistem ini dianggap lebih sesuai, pelaksanaan Pemilu legislatif dengan sistem proporsional tertutup menurutnya perlu diawali dengan Pemilu pendahuluan atau proses kandidasi di internal partai politik yang memenuhi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Selain itu, perlu dilakukan edukasi agar para pemilih mengenal nama-nama yang dicalonkan oleh sebuah partai.
“Jadi, proses pencalonan dari internal masing-masing partai yang kita dorong dengan tiga prinsip tadi meskipun itu dilaksanakan secara tertutup. Ketika memilih tidak ada gambar tidak apa-apa karena ada proses pendahulu yang bisa menjamin,” imbuhnya.
Baca Juga: Eks Koruptor kembali ke Partai, PUKAT UGM: Komitmen AntiKorupsi Rendah
Baca Juga: Ramai Petisi WFH, Pengamat UGM: Transportasi Publik harus Memadai
Baca Juga: Psikolog UGM Paparkan Bahaya Hustle Culture, Hati-hati Jadi Toxic!