TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Tentang Rambut Kemaluan, Bolehkan Dicukur? 

Rambut kemaluan bukan sebagai hiasan, tapi punya fungsi penting

ilustrasi bulu kemaluan pada vagina (pexels.com/Cliff Booth)

Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami pertumbuhan bentuk dan tumbuhnya rambut di beberapa tempat. Misalnya, tangan dan kaki, kumis, ketiak dan kemaluan. 

Nah di beberapa tempat, rambut dapat kita cukur untuk meminimalkan pertumbuhan agar tidak terlalu panjang. Bagaimana dengan rambut di kemaluan?  Kamu pasti pernah penasaran, bolehkah dicukur, dan sebenarnya apakah fungsinya? 

Agar tidak penasaran dan menebak-nebak, yuk, cari tahu fakta soal rambut kemaluan di bawah ini. 

1. Melindungi area genital saat berhubungan seksual

ilustrasi vagina (pexels.com/@cottonbro)

Kulit pada area genital manusia itu tergolong halus. Nah, fungsi dari rambut kemaluan adalah melindungi kulit dari gesekan saat berhubungan seksual atau aktivitas lainnya. Dilansir laman healthline.com, rambut kemaluan juga berfungsi sebagai pelumas kering.

Selain itu, rambut kemaluan juga melindungi alat kelamin supaya tetap hangat. Ini salah satu faktor penting dalam menambah gairah seksual.

Baca Juga: 5 Penyebab Vagina Berdarah Pasca Hubungan Seksual, Berbahayakah?

2. Sebagai tanda sudah alami pubertasi

ilustrasi pasangan (unsplash.com/@willowkaiii)

Ada banyak tanda seseorang sudah mengalami pubertasi, misalnya suara yang membesar dan jakun untuk laki-laki. Bagi perempuan mengalami menstruasi dan ukuran payudara membesar. Sedangkan timbulnya rambut di kemaluan, sama-sama dialami oleh perempuan dan laki-laki. 

Rambut kemaluan adalah tanda fisik yang yang jelas di mana seseorang sudah mengalami kematangan seksual dan dinilai mampu untuk bereproduksi. Bahkan di masa lalu, rambut kemaluan adalah syarat secara visual dalam menentukan calon pasangan.

3. Bukan area yang higienis

ilustrasi gatal pada kemaluan (freepik.com/wayhomestudio)

Mengutip laman healthline.com, pada tahun 2013, diadakan survei terhadap 7.580 orang.  Hasilnya 59 persen wanita dan 61 persen pria merawat rambut kemaluannya agar higienis. Di sekitar area genital tersebut memiliki bau kuat yang khas dibandingkan area lainnya. Namun gak perlu khawatir, asal rutin dicuci, rambut kemaluan bisa tetap bersih. 

Baca Juga: 5 Cara Tetap Segar saat Cuaca Panas, Gak Sulit Dilakukan!

4. Ketebalan rambut kemaluan setiap orang berbeda-beda

ilustrasi rambut kemaluan (unsplash.com/@lelik_korolenko)

Jumlah atau ketebalan rambut kemaluan setiap orang berbeda-beda. Ada yang memiliki rambut kemaluan lebih tebal, ada juga yang sebaliknya. Ini tergantung pada jumlah hormon yang dimiliki setiap orang. 

Mengutip laman healthline.com, perempuan yang memiliki rambut kemaluan yang lebih lebat bisa menjadi tanda memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau kadar testosteron yang lebih tinggi daripada perempuan kebanyakan. Sementara laki-laki yang memiliki rambut kemaluan lebih rendah bisa menjadi tanda produksi testosteron yang rendah. 

5. Mencegah terjadinya penyakit menular seksual

ilustrasi rambut kemaluan (pexels.com/@karolina-grabowska)

Fakta rambut kemaluan yang belum banyak diketahui orang lain adalah fungsinya yang mirip dengan rambut hidung dan bulu mata. Rambut kemaluan bisa menjebak kotoran, serpihan, dan mikroorganisme yang masuk dan membahayakan alat kelamin. 

Tak sampai di situ saja, folikel rambut kemaluan itu menciptakan sebum, yaitu minyak yang mencegah bakteri berkembang biak. Makanya, rambut kemaluan justru berperan penting dalam melindungi infeksi tertentu seperti infeksi menular seksual, infeksi saluran kencing, vaginitis, dan lain-lain. 

Baca Juga: Obat Kumur Tak Boleh Sering-Sering Digunakan, Mengapa?

Verified Writer

Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya