Terapi Stem Cell, Menjanjikan tetapi Penuh Tantangan
Sudah mulai diterapkan untuk penyembuhan pasien COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Stem cell atau sel punca merupakan suatu sel yang diperlukan oleh tubuh kita untuk memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan akibat penyakit tertentu. Seperti halnya diabetes, stroke, jantung, proses penuaan atau antiaging, dan lain sebagainya.
Indra Bachtiar, Director of Tristem Medica Indonesia menjelaskan, akhir-akhir ini stem cell juga sudah dipakai untuk pasien yang terkena COVID-19, termasuk pada proses penyembuhan pasca COVID-19. Kemampuan sel punca yang di laporkan sebagai imunomodulator dan anti-inflamasi diharapkan bisa untuk mengatasi badai sitokin.
"Selain itu sel punca ini juga di harapkan dapat memperbaiki kondisi lingkungan mikro jaringan paru, memperbaiki organ-organ lain yang mengalami kerusakan. Dari penelitian yang telah dilakukan, pasien pneumonia COVID-19 yang diterapi sel punca, lebih mampu bertahan hidup, dan bisa mempercepat pemulihan perawatan pasien ICU dibandingkan dengan pasien tanpa terapi sel punca," ungkapnya pada Kamis (25/11/2021).
Baca Juga: Sinoma Bantu Deteksi Dini Kanker Mulut Pakai HP Android
1. Terapi dengan stem cell tidak memberikan dampak negatif
Indra menjelaskan, cara kerja dari terapi yakni stem cell masuk ke dalam tubuh dengan cara disuntikkan dan akan menuju bagian tubuh yang mengalami kerusakan (inflamasi) dan selanjutnya akan bekerja di sana. Sejauh ini, menurut Indra terapi dengan stem cell ini tidak memberikan dampak negatif.
"Pada dasarnya baik stem cell maupun sekretom hanya dapat diberikan dengan persetujuan dokter sebagai pelayanan berbasis penelitian (Peraturan Menteri Kesehatan RI no 32 tahun 2018). Akan tetapi terapi ini dilarang diberikan kepada penderita kanker," katanya.
Baca Juga: Novel Therapy, Cara Baru untuk Obati Kanker Rongga Mulut