TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Deteksi Dini Neuropati Perifer Diabetik

Komplikasi ini sering dialami penderita diabetes melitus

Humas UGM

Sleman, IDN Times - Angka penderita diabetes di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya. Dari data International Diabetes Federation (IDF), saat ini tercatat sebanyak 463 juta orang menderita diabetes. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat hingga 51 persen pada tahun 2045.

Berdasarkan kegelisahan tersebut, dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Regita Rahma Maharatri (Ilmu Keperawatan FK-KMKk) dan Ilham Fazri (Elins FMIPA) berhasil mengembangkan alat yang bisa mendeteksi dini neuropati perifer pada penderita diabetes melitus.

Baca Juga: Resistensi Antibiotik Marak, Mahasiswa UGM Inisiasi Gerakan SNARE

1. Smart Portable Peripheral Neuropathy Diabeticum Screening Tool

Pixabay/tumisu

Regita menjelaskan, alat besutannya bersama tim diberi nama Smart Portable Peripheral Neuropathy Diabeticum Screening Tool atau Spherotec. Alat ini merupakan sebuah purwarupa perangkat portabel yang tersusun dari berbagai sensor dan terhubung dengan ponsel pintar.

Fungsi utama alat ini untuk deteksi dini neuropati perifer pada penderita diabetes melitus. Selanjutnya akan diklasifikasikan tingkat risikonya dari 0-3 sesuai dengan data IDF.

"Diabetic peripheral neuropathy sendiri merupakan komplikasi yang paling sering dijumpai pada penderita diabetes. Jika tidak dilakukan pemeriksaan secara dini, neuropati perifer ini akan berkembang menjadi ulkus kaki dan dapat mengarah ke lower extremity amputation, " ungkapnya

2. Raih medali emas dari ajang ISTEC 2020

Humas UGM

Alat besutan Regita bersama tim tidak hanya bisa membantu mendeteksi dini neuropati perifer pada penderita diabetes melitus, namun juga berhasil meraih medali emas dari International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2020 yang digelar 13-15 Januari 2020 di Graha Manggala Siliwangi, Bandung.  

ISTEC merupakan kompetisi internasional dalam sains, teknologi, dan teknik yang diikuti 338 peserta yang terbagi dalam 174 tim dari 14 negara. Dalam kompetisi yang diselenggarakan Bandung Creative Society berkolaborasi dengan Indonesian Young Scientist Association ini, tim Regita sukses memperoleh medali emas dari kategori teknologi. 

Berita Terkini Lainnya