TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Interaksi Obat Sebabkan Pasien COVID-19 Meninggal? Ini Kata Pakar UGM

Cek faktanya menurut Guru Besar Farmasi UGM berikut ini

ilustrasi obat (pexels.com/Alex Green)

Sleman, IDN Times - Baru-baru ini, sebuah video seseorang yang mengaku dokter viral di media sosial. Orang dalam video itu menyatakan bahwa interaksi obat membuat pasien COVID-19 meninggal dunia. Lantas, apakah benar hal tersebut? Dan bagaimanakah interaksi obat tersebut?

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Zullies Ikawati, mengungkapkan bahwa interaksi obat tidak serta merta membuat seseorang meninggal dunia, termasuk pasien COVID-19.

“Interaksi obat tidak semudah itu membuat mati,” ungkapnya pada Senin (12/7/2021).

Baca Juga: Jangan Stres Saat Isoman, Ini Tips Jitu dari Psikiater UGM 

1. Tidak semua interaksi obat berbahaya

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Zullies menjelaskan interaksi obat merupakan adanya pengaruh suatu obat terhadap efek obat lain ketika digunakan bersama-sama pada seorang pasien. Sebenarnya interaksi ini tidak semuanya berkonotasi berbahaya karena sifat interaksi itu bisa bersifat sinergis atau antagonis.

“Bisa meningkatkan, atau mengurangi efek obat lain. Interaksi obat juga ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Jadi, tidak bisa digeneralisir dan harus dikaji secara individual,” katanya.

2. Beberapa kondisi penyakit butuh obat lebih dari satu

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Fauzan

Menurut Zullies, ada berbagai kondisi penyakit yang memang membutuhkan lebih dari satu macam obat. Apalagi jika penyakitnya lebih dari satu, maka bisa membutuhkan lebih dari satu macam obat. Pada kondisi hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat tunggal maka dapat ditambahkan obat antihipertensi yang lain, bahkan bisa kombinasi 2 atau 3 obat antihipertensi.

“Pada COVID-19 yang bergejala sedang sampai berat misalnya, sangat mungkin diperlukan beberapa obat untuk mengatasi berbagai gejala tersebut. Justru jika tidak mendapatkan obat yg sesuai dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan kematian,” terangnya.

3. Interaksi obat bisa juga merugikan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Diakui Zullies selain menguntungkan, interaksi obat bisa merugikan jika suatu obat dapat menyebabkan berkurangnya efek obat lain yang digunakan bersama. Atau bisa juga adanya suatu obat yang memiliki risiko efek samping yang sama dengan obat lain yang digunakan bersama sehingga akan semakin meningkatkan risiko total efek sampingnya.

Ketika efek samping tersebut membahayakan, maka hasil akhirnya juga akan membahayakan. Seperti halnya obat azitromisin dan hidroksiklorokuin yang sama-sama memiliki efek samping mengganggu irama jantung maka bisa terjadi efek total yang membahayakan jika digunakan bersama.

"Selain itu, peningkatan efek terapi suatu obat akibat adanya obat lain juga dapat berbahaya jika efek tersebut menjadi berlebihan," jelasnya.

Baca Juga: 55 Psikolog UGM Siap Bantu Penanganan Psikologis akibat Pandemik

Berita Terkini Lainnya