Beda Sate Lilit dan Buntel, 2 Menu yang Dianggap Sama

- Asal daerah sate lilit dari Bali, sementara sate buntel dari Solo, dengan masing-masing memiliki sejarah dan tradisi penyajian yang berbeda.
Pernah bingung membedakan sate lilit dan buntel, karena bentuknya yang serupa? Tenang, kamu tidak sendiri, banyak orang yang masih salah kaprah karena sama-sama terbuat dari daging cincang yang dipanggang. Nah, biar kamu tak lagi keliru dan makin paham apa perbedaannya, yuk simak beberapa perbedaannya.
1. Asal daerah

Meski sama-sama olahan daging dan dibakar, sate lilit dan buntel memiliki perbedaan yang besar, salah satunya perbedaan asal daerah. Sate lilit berasal Bali dan kerap disajikan dalam upacara adat atau acara makan bersama seperti megibung.
Sementara itu, sate buntel adalah hidangan olahan sate yang berasal dari Solo. Sajian ini juga menjadi bagian penting dari warisan kuliner keraton Jawa yang sarat akan sejarah. Menariknya, di Solo sate buntel dianggap sebagai makanan istimewa karena sering disajikan untuk para bangsawan.
2. Penggunaan bahan utama dan bumbu

Selain perbedaan asal daerah, kedua jenis sate ini juga memiliki bahan penyusun atau komposisi yang berbeda. Sate lilit umumnya memakai daging cincang yang berasal dari ayam, ikan, atau babi. Adonan daging ini diolah dengan kelapa parut, santan, daun jeruk, dan bumbu lainnya.
Sedangkan sate buntel, dibuat dari daging kambing yang dicincang agak kasar dan diramu dengan bumbu yang lebih sederhana seperti bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar, dan garam. Kesederhanaan bumbu yang digunakan akan menonjolkan kelezatan alami dari daging kambing.
3. Teknik melilit atau membungkus

Teknik pengolahan menjadi pembeda penting antara sate lilit dan buntel. Pada hidangan sate lilit, adonan daging cincang yang sudah dibumbui dililitkan pada batang serai atau bambu pipih, lalu dipanggang hingga matang. Dengan bahan ini, sate lilit cenderung memiliki aroma wangi yang khas dan lebih segar.
Sebaliknya, sate buntel menggunakan teknik yang lebih unik yaitu dengan membungkus daging kambing cincang menggunakan lembaran lemak kambing yang diambil dari bagian perut. Teknik ini menjadi kunci kenikmatan sate buntel yang gurih dan menggoda.
4. Cita rasa dan tekstur

Dari segi tekstur dan cita rasa yang dihadirkan, sate lilit memiliki tekstur yang padat namun tetap empuk dan lembut saat digigit. Perpaduan rempah aromatik yang digunakan juga akan memberikan sensasi yang menyegarkan saat hidangan ini disantap.
Di sisi lain, sate buntel lebih memiliki tekstur lebih kasar dan berserat daripada sate lilit. Namun, sate jenis ini memiliki aroma yang tak kalah menggoda akibat lapisan lemak yang digunakan dan sensasi juicy yang meledak di mulut.
5. Perbedaan cara penyajian

Cara penyajian kedua jenis sate ini juga berbeda dan mencerminkan budaya asalnya. Sate lilit biasanya disajikan bersama nasi putih atau nasi campur Bali lengkap dengan sayur yang sudah dibumbui dengan kelapa. Ini akan menciptakan harmoni rasa yang seimbang.
Sementara itu, sate buntel juga disajikan dengan nasi putih namun penyajiannya sering dilengkapi dengan siraman kuah gulai dan tambahn acar bawang sebagai pelengkap yang menyeimbangkan cita rasa dari sate. Kombinasi ini akan menciptakan sensasi yang memanjakan lidah.
Dengan beberapa perbedaan di atas, kamu bisa melihat betapa kaya dan uniknya kuliner Nusantara. Jadi, tak ada salahnya mencoba kedua hidangan ini saat kamu berkunjung ke Bali dan Solo!