TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Serba-serbi Nasi Kucing, Makanan Penyelamat Kantong di Akhir Bulan

Makanan dengan porsi imut tanpa bikin kantong jebol!

Penjual angkringan di daerah Ambarukmo, Sleman.(IDNTimes/Febriana Sinta)

Nasi Kucing merupakan salah satu kuliner yang terkenal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan sekitarnya. Saat ini nasi kucing sudah banyak dikenal di berbagai daerah.

Nasi kucing biasanya disajikan di angkringan dengan porsi mini dan dapat disantap bersama aneka lauk seperti gorengan, sate dan baceman tahu serta tempe. Nah ingin tau mengenai serba-serbi nasi kucing? Artikel ini akan mengulas nasi kucing, simak terus ya!

1. Makanan murah meriah penyelamat akhir bulan

ilustrasi nasi kucing (instagram.com/rinidentist)

Nasi kucing adalah salah satu menu andalan yang ada di angkringan. Biasanya menjadi penyelamat bagi yang ingin makan kenyang tapi kanting tipis.

Nasi kucing terdiri dari nasi porsi kecil, irisan teri, dan sediki sambal. Ada juga yang menyajikan versi tidak pedas, yaitu nasi dan oseng tempe lombok ijo. Sajian nasi kucing pun berkembang tak lagi sesederhana dulu, tak hanya teri saja sekarang ada bandeng sebagai lauk, ayam suwir, serta irisan telur dadar goreng. 

Baca Juga: Serunya Menyantap Menu Angkringan Sambil Keliling Kota Yogyakarta

Baca Juga: Angkringan Lik Man, Kisah Kopi Joss yang Merekatkan Persahabatan

2. Dari Stasiun Tugu ke berbagai daerah di Indonesia

Ilustrasi angkringan. IDN Times/Nindias Khalika

Angkringan sudah ada sejak tahun 1950. Konon, nasi kucing diperkenalkan pertama kali di angkringan oleh Mbah Pairo yang berjualan di sekitar Stasiun Tugu Yogyakarta. Mbah Pairo berasal dari Klaten, yang menjajakan dagangannya dengan cara dipukul dan menetap di suatu tempat.

3. Dinamakan nasi kucing karena porsinya yang mungil

ilustrasi nasi kucing (instagram.com/jogjabikinlaper)

Nasi kucing dibuat untuk menyesuaikan daya beli masyarakat zaman dulu. Menjual makanan dengan harga mahal susah untuk dilakukan, sehingga orang mencari cara agar dapat menjual dengan harga murah. Dinamakan nasi kucing karena porsinya yang kecil seperti makanan kucing dengan lauk teri dan tempe serta secuil sambal.

4. Nasi Kucing populer pada era reformasi di kalangan mahasiswa

Penjual angkringan di daerah Ambarukmo, Sleman.(IDNTimes/Febriana Sinta)

Nasi kucing menjadi salah satu santapan makanan yang terkenal pada zaman reformasi tahun 1998. Hal tersebut terjadi karena adanya krisis moneter, harga pangan melambung. Para mahasiswa agak kesusahan untuk membeli makanan sehari-hari karena semua serba mahal. Dan, nasi kucing inilah yang menjadi solusinya. Nasi kucing bisa membuat perut kenyang tanpa menguras kantong.

Fenomena tersebut tetap bertahan hingga saat ini, namun dengan sajian dan suasana yang sedikit berbeda. Tak hanya mahasiswa saja yang memanfaatkan angkringan dan menyantap nasi kucing, pada wisatawan ramai-ramai menyantap nasi kucing yang terdapat di kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta.  

Baca Juga: Asyiknya Waroeng Klangenan, Angkringan yang Pernah Didatangi Jokowi

Baca Juga: 7 Kuliner Malam di Wates Kulon Progo, Angkringan sampai Kafe

Verified Writer

Wanudya A

You'll never walk alone.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya