Laga final berlangsung seru, dengan Tim Bosa unggul tujuh poin dari Putra Olifant di paruh pertama dan laga sengit hingga akhirnya memenangkan pertandingan.
Kemenangan atas Olifant membuat rekor tak pernah kalah Bosa masih bertahan sejak 2016, dengan Demetrius Deric menjadi pengumpul angka terbanyak.
Keberhasilan Bosa tak lepas dari persiapan dan strategi yang mereka lakukan sejak Fantastic Four, termasuk membiasakan anak-anak menembak dari garis tiga angka.
Yogyakarta, IDN Times - Tim bola basket putra SMA Bopkri 1 Yogyakarta berhasil mempertahankan gelar Honda DBL with Kopi Good Day 2025 Yogyakarta. Tim putra Bosa -sebutan SMA Bopkri 1 Yogyakarta mengalahkan Tim Basket SMA Olifant dengan skor akhir 45-38 di partai puncak yang digelar di GOR, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jumat (31/10/2025).
Dengan hasil ini tercatat Tim Basket Putra Bosa sudah mengoleksi 11 gelar juara DBL Yogyakarta.
Partai final yang disaksikan ribuan penonton itu berlangsung ketat. Hanya Tim Bosa lebih berinisiatif menyerang dan mencatat perolehan poin lebih banyak.
Paruh pertama, Bosa unggul tujuh poin dari Putra Olifant. Di kuarter selanjutnya, laga berlangsung sengit dan saling kejar mengejar poin.
Pada kuarter ketiga, Olifant berhasil menangkap perolehan poin Bosa. Yowel Son dan kawan-kawan sempat unggul di pertengahan kuarter ketiga. Bahkan tim Olifant sempat mencetak 11 poin tanpa balas.
Di kuarter akhir, Risdianto Roeslan menginstruksikan anak asuhnya untuk terus menekan tim Bosa. Bahkan di kuarter terakhir selisih poin sempat terpaut tiga.
Kemenangan atas Olifant ini membuat rekor tak pernah kalah Bosa masih bertahan. Tercatat sejak 2016 Bosa belum pernah merasakan kalah.
Berdasarkan statistik, Demetrius Deric menjadi pengumpul angka terbanyak dengan 14 poin dan 8 rebound. Pemain Bosa, Roberto Rinjani Ariadi, mencetak sembilan poin dari tembakan tiga angka. Roberto memasukkan 3 dari 5 kesempatan menembak tiga angka.
Total Tim Bosa memasukkan 7 dari 19 kali percobaan tiga angka. Adapun di skuad Olifant, Yowel Son Vandera menjadi pengumpul angka terbanyak dengan raihan 14 poin.
Keberhasilan Bosa tak lepas dari persiapan yang mereka lakukan. Selain itu, strategi three point ini sudah mereka siapkan sejak Fantastic Four.
“Di gim Fantastic Four kami memang mencoba beberapa play baru untuk di final. Salah satunya ya mulai membiasakan anak-anak buat menembak dari garis tiga angka,” kata Yulianto Andi, kepala pelatih SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.