Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo  

Satu-satunya wasit dari Indonesia pimpin pertandingan final

Gunungkidul, IDN Times - Tak hanya memiliki tradisi mendapatkan medali dalam cabang olah raga bulu tangkis di Olimpiade, Indonesia juga memiliki wasit bertaraf internasional. Sosok wasit tersebut yakni Wahyana (53) yang berprofesi sebagai guru olah raga di SMP 4 Patuk, Kabupaten Gunungkidul.

Saat Olimpiade Tokyo 2020, Wahyana memimpin pertandingan final tunggal putri antara Chen Yu Fei dari Tiongkok melawan Tai Tzu Ting dari Taiwan‎.

 

 

1. Satu-satunya wasit dari Indonesia yang memimpin pertandingan final

Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo  Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo / istimewa

Saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh wartawan, pria yang tinggal di Sidomulyo, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman ini mengaku menjadi wasit dalam final bulu tangkis yang merebutkan medali emas. Prestasinya memimpin pertandingan final, merupakan puncak dari kariernya sebagai wasit. 

"Ya kalau memimpin final di Olimpiade boleh dikatakan paling top selama karier saya," ujarnya, Selasa (3/8/2021). 

Menurutnya dari 36 wasit yang memimpin pertandingan bulu tangkis, 11 di antaranya berasal dari Asia. Dan dirinya merupakan satu-satunya wasit dari Indonesia yang dipercaya untuk memimpin jalannya final.

"Tentu ini menjadi sebuah kebanggaan karena final itu hanya dicari wasit yang terbaik dari seluruh wasit yang ada. Ya Alhamdulilah," terangnya.

 

Baca Juga: Bonus Bagi Greysia dan Apriyani, Kopi Gratis hingga Uang Rp6 Miliar   

2. Awal karier sebagai pemain voli

Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo  Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo / istimewa

Perjalanan menjadi wasit diakui Wahyana sudah dilalui dalam waktu yang panjang. Pria lulusan Fakultas Olahraga di IKIP Karang Malang yang saat ini menjadi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), awalnya menggemari olah raga bola voli. Bahkan laki-laki berusia 53 tahun ini menjadi atlet bola voli DIY. Namun karena cedera pada kaki yang parah, Wahyana memilih berhenti dan memilih bulu tangkis. Tapi bukan menjadi atlet melainkan wasit.

Diawali menjadi hakim garis pada tahun 1988 sampai tahun 2000 dalam berbagai pertandingan, Wahya kemudian mengikuti uji kompetensi tingkat provinsi Daerah Istimewa Yogyakrta (DIY) dengan hasil terbaik. Tak berpuas diri, Wahyana kemudian mengikuti uji kompetensi tingkat nasional dan Asia.

"Jadi di tingkat nasional saya mendapatkan A kemudian saya dikirim mengikuti Asia Accreditation di Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 2006 dan lanjut ke Asia Certificatiaon di Johor Malaysia," tuturnya.

Tak berpuas diri, Wahyana mengikuti BWF Accreditation dan mendapatkan lisensi tertinggi pada tahun 2016. Berkat lisensi dari BWF Accreditation dipercaya untuk memimpin laga pada kejuaran SEA Games, Asean Games, Kejuraan Dunia, Paralimpic, Piala Sudirman, Piala Thomas-Uber, World Tour Final dan masih banyak lagi.

"Total sudah 77 negara yang saya singgahi untuk memimpin pertandingan badminton atau bulu tangkis," ungkapnya.

3. Saat pandemik tidak leluasa jalan-jalan

Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo  Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo / Dok Pribadi Wahyana

Wahyana mengaku dalam kondisi pandemik yang terjadi di seluruh dunia terdapat perbedaan yang mencolok. Dirinya tidak bisa pergi secara bebas meski sedang tidak memimpin laga dan hanya beristirahat dan melepas kejenuhan di hotel saja. Bahkan sejak 24 Juli sampai 1 Agustus 2021, pertandingan yang dipimpinnya hanya dua sampai empat laga saja.

"Ya saat memimpin laga tidak ada penonton, hanya berada di dalam hotel saja saat waktu tidak memimpin laga. Seperti karantina padahal saya sehat. Hanya stadion, hotel bolak-balik gitu aja," katanya.

Baca Juga: Perenang Rusia Marah Tak Bisa Beli Oleh-oleh saat Olimpiade Tokyo

4. 3 event olahraga internasional menanti Wahyana

Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo  Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo / Dok Pribadi Wahyana

Wahyana mengaku pertandingan paling berkesan yang pernah dipimpinnya adalah antara legenda Lie Chong dari Malaysia melawan Lin Dan asal Tiongkok. Sebagai musuh abadi keduanya ketika bertemu selalu menampilkan pertandingan yang seru. Selain itu saat memimpin laga pada final Uber dan Thomas Cup juga cukup berkesan.

Tahun ini, kata Wahyana masih mempunyai jadwal memimpin tiga pertandingan internasional yakni Indonesia Master, Indonesia Open Super Tour 1000 dan BWF Final Tour yang akan di gelar pada akhir November-awal Desember 2021 mendatang di Bali.

Satu pertandingan di tahun di Spanyol tahun ini terpaksa dibatalkan, karena urusan visa. "Jadi mengurus visa tidak cepat dan gampang, akhirnya saya batalkan yang laga di Spanyol," pungkas Wahyana. 

 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya