Ribuan KK di Glagaharjo Sleman Masih Andalkan Dropping Air

Perbaikan sumber mata air masih terkendala lahar hujan

Sleman, IDN Times - Warga di Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, hingga kini masih harus mengandalkan dropping air bersih. Hal ini lantaran perbaikan sumber mata air yang terdampak banjir lahar hujan sejak 1 Desember 2021 lalu masih mengalami kendala.

Baca Juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Tinggi Kolom Asap 400 Meter

1. Sudah digali, tertimbun lagi

Ribuan KK di Glagaharjo Sleman Masih Andalkan Dropping AirIlustrasi pengisian air bersih (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Lurah Glagaharjo, Suroto, menjelaskan ada sejumlah kendala yang dialami saat melakukan perbaikan, salah satunya masih seringnya banjir lahar hujan Merapi kembali terjadi di musim hujan ini.

"Kendalanya dua hari ini ada aliran (lahar hujan) terus, jadi yang sudah kita gali dan sudah mau mendapatkan sumbernya kena aliran lagi, jadi ketutup lagi," ungkapnya pada Minggu (19/12/2021).

2. Intensitas hujan di Merapi tinggi, sebabkan banjir lahar hujan

Ribuan KK di Glagaharjo Sleman Masih Andalkan Dropping AirBanjir lahar hujan Merapi. (Dok. istimewa)

Suroto menjelaskan, intensitas hujan yang tinggi di Merapi akhir-akhir ini menyebabkan seringnya terjadi banjir lahar hujan. Pada dua hari terakhir saja, aliran lahar hujan terpantau terus terjadi, dan menyebabkan proses perbaikan sumber mata air menjadi terhambat.

"Karena terkait mata air Bebeng ini kan terkendala banjir lahar hujan. Dan banjir lahar hujan akhir-akhir ini sering terjadi, kemarin saja jam 09.00 WIB sudah banjir, di atas soalnya sejak pagi hujan," katanya.

3. Seribu KK andalkan droping air

Ribuan KK di Glagaharjo Sleman Masih Andalkan Dropping AirIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Menurut Suroto, mayoritas warga di kelurahannya mengandalkan sumber air dari mata air Bebeng. Akibat mata air di Bebeng saat ini masih belum bisa beroperasi, oleh karenanya saat ini pihaknya bersama dengan instansi terkait terus melakukan dropping untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi 1.000 KK di delapan dusun.

"Di Glagaharjo cuma ada dua dusun yang memanfaatkan sumur bor yang ada di huntap, yang delapan dusun kurang lebih 1.000 KK harus di-dropping setiap hari. Rata-rata 20 tangki. Ada dua tangki pinjaman dari BPBD Sleman yang standby di balai desa. Terus ada lagi dari PUPR dan PMI. Untuk operasional dari pemerintah kalurahan," katanya.

4. Coba mencari sumber mata air yang mungkin bisa dipakai

Ribuan KK di Glagaharjo Sleman Masih Andalkan Dropping AirProses perbaikan pipa jaringan air bersih di lereng Merapi. Dok: istimewa

Suroto menjelaskan, untuk sementara ini pihaknya masih mengajukan perpanjangan masa tanggap darurat ke Pemerintah Kabupaten Sleman, yang sedianya sudah berakhir pada 15 Desember 2021 lalu. Di masa perpanjangan ini, pihaknya akan mencoba memaksimalkan perbaikan di sumber air Bebeng. Ketika memang nantinya ketika masa tanggap darurat berakhir, dan perbaikan belum selesai, maka pihaknya mencoba untuk mencari sumber mata air lain yang memungkinkan digunakan.

"Tapi kita maksimalkan dulu 8 hari, mudah-mudahan bisa terkondisikan. Kita juga tidak lepas konsultasi dengan Pemkab. Kalau tidak maksimal 8 hari, kita komunikasikan seperti apa baiknya, karena air kan kebutuhan pokok," paparnya.

Baca Juga: PDAM Kena Banjir Lahar Hujan Merapi, Ribuan KK Kena Imbasnya

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya