Kuliah Tatap Muka, Dinkes Sleman Syaratkan Uji Swab bagi Mahasiswa

70 persen mahasiswa di Jogja berasal dari luar daerah

Sleman, IDN Times - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini sedang mematangkan rencana perkuliahan tatap muka yang akan diawali dari tingkatan perguruan tinggi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menyampaikan jika untuk aturan di Sleman sendiri tidak banyak berubah, yakni tetap mewajibkan mahasiswa untuk membawa surat sehat maupun hasil uji swab (bagi yang berasal dari daerah PSBB) serta mewajibkan karantina mandiri selama 14 hari.

"Tetap mengacu ke Surat Edaran Bupati, jadi yang mau datang ke Jogja dari semua luar DIY harus membawa surat keterangan sehat. Kalau dari daerah PSBB atau merah harus membawa hasil swab," ungkapnya Minggu (6/9/2020).

Baca Juga: Aturan Terbit, Sanksi Mengintai Pelanggar Protokol Kesehatan di Sleman

1. Perguruan tinggi wajib taat aturan

Kuliah Tatap Muka, Dinkes Sleman Syaratkan Uji Swab bagi MahasiswaKepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo. IDN Times/Siti Umaiyah

Saat ditanya mengenai adanya rencana kuliah tatap muka, Joko menjelaskan jika pihaknya tidak keberatan. Sejauh kampus yang bersangkutan menaati persyaratan yang ditetapkan oleh Dinkes Sleman.

"Dengan persyaratan khusus yang saya sampaikan tadi," terangnya.

2. Kampus masih akan mengambil kebijakan kombinasi

Kuliah Tatap Muka, Dinkes Sleman Syaratkan Uji Swab bagi MahasiswaPexels/Startup Stock Photos

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah V Fathul Wahid yang juga merupakan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) mengungkapkan, sejauh ini kampus-kampus di DIY masih akan menerapkan kebijakan kombinasi antara kuliah luring dan daring.

Menurutnya, kegiatan luring secara 100 persen diprediksi baru akan dilakukan pada tahun depan. Kebijakan tersebut dianggap paling tepat diberlakukan saat ini.

"Kombinasi. Ya mungkin daring tetap daring yang mungkin luring kita luring tapi dengan protokol secara ketat. Melibatkan semua pihak terkait, termasuk orang tua tidak keberatan. Luring 100 persen bayangan saya tahun depan," terangnya.

3. 70 persen mahasiswa dari luar DIY

Kuliah Tatap Muka, Dinkes Sleman Syaratkan Uji Swab bagi Mahasiswahttps://unsplash.com/@javotrueba

Fathul memaparkan, sejauh ini sudah ada kegiatan tertentu di kampus yang dilakukan secara tatap muka. Seperti halnya kegiatan profesi maupun praktikum. Namun, untuk kegiatan kuliah biasa seperti teori belum akan diizinkan sampai kondisi pandemik COVID-19 membaik.

"Sebenarnya sudah sejak lama sudah ada tatap muka. Untuk katakanlah pendidikan profesi itu yang tidak bisa digantikan secara daring atau keterampilan medis yang tidak bisa digantikan. Hanya mitigasi sangat ketat protokol kesehatan dan lain-lain," katanya.

Menurut Fathul, untuk kuliah tatap muka sendiri bisa dikatakan memiliki risiko sangat tinggi. Pasalnya, lebih dari 70 persen mahasiswa di DIY merupakan pendatang dari luar daerah.

"Yang pendatang kan lebih dari 70 persen kalau mereka berasal dari daerah merah kan bisa bermasalah. Kami membuat rencana tapi tetap memantau perkembangan. Kalau ada perubahan drastis ya kita percepat (luring)," paparnya.

Baca Juga: Positif Terpapar COVID-19, Pedagang Kaki Lima di Malioboro Meninggal

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya