Yogyakarta, IDN Times - Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta petani memperhatikan jenis tanaman yang hendak ditanam untuk mencegah potensi kegagalan panen.
Selain memperhatikan jenis atau varietas tanaman, BPBD meminta para petani selalu berpedoman pada data kondisi cuaca yang dirilis BMKG untuk menentukan masa tanam yang tepat.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto mengatakan data yang dikeluarkan oleh BMKG, dapat menjadi pedoman untuk menentukan waktu bercocok tanam.
"Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari BMKG bahwa musim kemarau tahun ini lebih kering dibanding beberapa tahun belakang ini, sehingga para petani dimohon untuk memperhatikan jenis tanaman yang akan ditanam," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto, dikutip Antara Senin (12/6/2023).
Pada 10 Juni 2023, BMKG melaporkan sembilan wilayah di DIY berstatus waspada kekeringan meteorologis dengan potensi curah hujan rendah.
Sebanyak sembilan wilayah tersebut yakni Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Kecamatan Sentolo (Kulon Progo), Kecamatan Sedayu, Pandak, Imogiri (Bantul), Kecamatan Patuk, Playen, Wonosari, Nglipar (Gunungkidul).
Berdasarkan rapat koordinasi menghadapi kemarau, menurut Lilik, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY telah membuat sarana sumur bor di sejumlah wilayah berpotensi kekeringan.
Data PUP-ESDM DIY, saat ini terdapat 900-an embung yang tersebar di wilayah DIY yang diprioritaskan untuk irigasi pertanian.
"Harapannya dengan sumur bor tersebut akan mengurangi jumlah daerah yang minta dropping air, selain itu juga melakukan pemeliharaan embung-embung," kata dia.