Pameran Silang Saling: Titian dan Undakan Hadirkan Karya Interaktif

Pameran ini gandeng seniman muda lintas disiplin

Yogyakarta, IDN Times - Yayasan Biennale Yogyakarta (YBY) menggelar Pameran Asana Bina Seni 2022 dengan tema "Silang Saling: Titian dan Undakan" di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kota Yogyakarta pada Senin (18/7/2022).

Disaksikan ratusan orang, seniman Eko Nugroho bersama dengan Kepala TBY, Purwiati, membuka pintu ruang pamer. Hal ini secara resmi menandakan pameran tersebut dibuka untuk umum hingga 28 Juli 2022 mendatang.

1. Bentuk upaya mendukung ekosistem seni rupa yang berkelanjutan di Yogyakarta

Pameran Silang Saling: Titian dan Undakan Hadirkan Karya InteraktifPerformans di pameran Silang Saling: Titian dan Undakan di Taman Budaya Yogyakarta. (IDN Times/Paulus Risang)

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan bahwa penyelenggaraan pameran ini adalah sebuah upaya untuk mendukung terciptanya ekosistem seni rupa yang berkelanjutan di Yogyakarta.

"Tema Silang Saling pada pameran kali ini, merupakan sebuah refleksi terhadap keragaman pendekatan, media dan isu yang diangkat oleh seniman program Asana Bina Seni 2022," katanya dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala TBY, Purwiati, pada acara pembukaan "Silang Saling: Titian dan Undakan", Senin malam.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta, Alia Swastika, mengapresiasi para seniman yang terlibat karena telah berhasil menyelesaikan proses persiapan yang cukup panjang.

"Program Asana Bina Seni itu merupakan sebuah inisiatif untuk menjadi ruang belajar bersama bagi teman-teman seniman muda dan juga penulis untuk memperluas lagi perspektifnya, memperluas praktik-praktiknya dan bertemu dengan cara pandang yang lebih lintas disiplin," ungkapnya. 

Baca Juga: Resmi Dibuka, ARTJOG 2022 Gandeng Seniman Lintas Usia dan Gender

2. Melibatkan 8 seniman individual dan 4 seniman kolektif

Pameran Silang Saling: Titian dan Undakan Hadirkan Karya InteraktifSalah satu karya interaktif dalam pameran Silang Saling: Titian dan Undakan di Taman Budaya Yogyakarta. (IDN Times/Paulus Risang)

Ada 8 seniman individual dan 4 seniman kolektif yang terlibat dalam pameran ini. Mereka memiliki disiplin yang beragam, mulai dari lukis, patung, musik/bunyi hingga tari dan performans. Para seniman ini terjaring melalui panggilan terbuka pada Februari 2022, dan mengelaborasi pendekatan mereka lebih dalam melalui serangkaian kelas sepanjang Maret April dan Mei 2022.

"Titian" sendiri menjadi ungkapan untuk melihat bagaimana para seniman yang terlibat bekerja dalam relasi horizontal, saling menyambung dan membangun jembatan
untuk mempertemukan narasi antara yang satu dengan lainnya. Sedangkan "Undakan" adalah metafora di mana mereka melangkah bersama-sama untuk mewujudkan
ide-ide penciptaan yang lebih kompleks dan tangga-tangga kreatif.

Pameran yang diselenggarakan tahun ini terbilang cukup istimewa, karena diadakan dengan format luring untuk pertama kalinya. Pada tahun-tahun sebelumnya, kelas dan pameran dari program yang sama hanya bisa berlangsung secara daring akibat pandemik COVID-19. 

3. Sejumlah karya interaktif

Pameran Silang Saling: Titian dan Undakan Hadirkan Karya InteraktifAli Azca, salah satu seniman di pameran Silang Saling: Titian dan Undakan di Taman Budaya Yogyakarta. (IDN Times/Paulus Risang)

Salah satu seniman Asana Bina Seni 2022, Ali Azca, menuangkan ingatan personal tentang tanah tempatnya dibesarkan, yaitu Sidoarjo, Jawa Timur, dan peristiwa Lumpur Lapindo ke dalam sebuah karya.

Proyek yang diberi judul "Bising Bisik Memori" ini memanfaatkan aspek-aspek pelengkap dari ingatan seperti artefak digital, objek tanah, dan audio yang dirangkai dalam bentuk instalasi yang interaktif.

"Di 'lumpur'-nya ini ada sensor yang kalau salah satu jari kita didekatkan, kita bisa mendengar secara lebih spesifik tentang cerita yang ada di beberapa desa yang ada di Lumpur Lapindo itu," ungkap dia saat menjelaskan cara kerja karya instalasinya.

Selain karya Asca, sejumlah karya lain yang dipamerkan juga bersifat interaktif, di mana pengunjung dapat ikut menyentuh bahkan memainkannya.

Baca Juga: Sejauh Mata Memandang Serukan Isu Kepunahan lewat Seni dan Rasa

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya