Kunjungi Sekolah Rakyat 19 Bantul, Menteri PU Cium Bau Rokok di Asrama

- Menteri PU kunjungi SRMA 19 Bantul, lihat aktivitas belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswa dan guru.
- Dody mencium bau rokok di asrama putra, menyatakan siswa memerlukan waktu adaptasi minimal tiga bulan.
- Kondisi SRMA 19 Bantul lebih bagus dibandingkan SRMA di luar Pulau Jawa, namun kepala sekolah akui ada siswa yang merokok.
Bantul, IDN Times - Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI, Dody Hanggodo, mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul, Senin (11/8/2025). Rombongan Dody tiba di SRMA 19 yang berlokasi di Sonosewu, Kapanewon Kasihan, sekitar pukul 14.30 WIB.
Begitu keluar dari kendaraan, ia disambut Kepala Sekolah Agus Ristanto bersama para guru dan staf sekolah. Agus kemudian mengajak Dody meninjau langsung proses belajar mengajar yang tengah berlangsung.
1. Menteri PU lihat aktivitas belajar mengajar di kelas dan berinteraksi dengan siswa dan guru

Saat berkeliling, Dody Hanggodo terlihat serius memperhatikan kondisi ruang kelas sambil menyapa guru dan siswa.
"Gimana ruang kelasnya? Nyaman tidak? Bagus tidak?" tanya Dody, yang dijawab serentak oleh para siswa, "Nyaman, Bapak. Enak, Bapak."
Bersama Kepala Sekolah Agus Ristanto, Dody kemudian meninjau kelas lain yang tengah mengikuti pelajaran bahasa Inggris. "Ibu, ini sedang pelajaran apa?" tanyanya. "Mata pelajaran bahasa Inggris," jawab sang guru.
Tak hanya itu, Dody juga sempat bercengkerama dengan siswa. Ia menanyakan soal makanan di sekolah. "Enak sekali, Bapak," jawab seorang siswi. "Saya masuk sekolah berat badan 60 kilogram, setelah hampir satu bulan naik lima kilogram," ujarnya sambil tersenyum.
Usai meninjau beberapa ruang kelas, Dody bersama rombongan dan Agus Ristanto mengunjungi asrama putri di sisi timur sekolah. Asrama tampak kosong karena para siswa masih mengikuti kegiatan belajar di kelas.
2. Dody mencium bau rokok di asrama putra

Setelah meninjau asrama putri dan melihat fasilitasnya, mulai dari tempat tidur hingga kamar mandi dan toilet, rombongan Menteri PU melanjutkan kunjungan ke asrama putra yang berada di sisi barat SRMA 19 Bantul. Sebelum itu, Dody sempat melaksanakan salat Ashar di musala yang tak jauh dari asrama putra.
"Begitu saya masuk dalam (asrama), saya mengira kok hidung saya mencium bau rokok. Jadi yang salah hidung saya, bukan salah mereka (siswa yang tinggal di asrama). Memang harus ada proses pembelajaran," ujarnya.
Menurut Dody, siswa memerlukan waktu adaptasi. "Minimal tiga bulan agar mereka benar-benar bisa beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi baru. Karena tanpa disiplin, akan lebih sulit bagi mereka untuk maju ke depannya," katanya.
3. Kondisi SRMA 19 Bantul lebih bagus dibandingkan SRMA di luar pulau Jawa

Terlepas dari catatan tersebut, Dody menilai kondisi SRMA 19 Bantul jauh lebih baik dibandingkan SRMA di luar Pulau Jawa. Menurutnya, fasilitas kamar mandi masih terawat, shower berfungsi, dan toilet duduk dalam kondisi baik.
"Ya mudah-mudahan bisa dipertahankan untuk satu tahun ke depan lah ya," ujarnya.
Dody mengaku kekhawatiran utamanya adalah jika siswa tidak betah tinggal di asrama karena aturan dan kedisiplinan baru yang belum tentu terbiasa mereka jalani.
"Ya tapi kepala sekolah, pamong sudah menerapkan bagaimana mereka itu bisa disiplin," katanya.
4. Kepala Sekolah SRMA 19 Bantul, akui ada siswa yang merokok

Kepala Sekolah SRMA 19 Bantul, Agus Ristanto, tak membantah adanya siswa asrama putra yang kedapatan merokok. Hal itu, kata dia, menjadi perhatian serius pihak sekolah dan wali asuh siswa.
"Jadi inilah peran penting wali asuh yang harus memantau selama 24 jam kegiatan anak asuhnya, terutama saat berada di dalam asrama," ujarnya.
Menindaklanjuti temuan tersebut, Agus mengaku telah berkoordinasi dengan BNN untuk memberikan sosialisasi tentang bahaya narkoba.
"Kami tidak ingin di SRMA ini ada siswa yang terpapar narkoba, apalagi menjadi bandar. Kami akan tegas, jika terbukti akan kami rehabilitasi. Daripada keciduk polisi, mendingan direhab dulu," tandasnya.