Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran Berjalan Khidmat di Kala Pandemik

Umat katolik diminta melakukan kebaikan dari hal yang kecil

Bantul, IDN Times - Misa malam Natal yang dilaksanakan oleh Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, berlangsung khidmat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai instruksi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul.

Misa malam Natal perdana di Gereja HKTY Ganjuran hanya diikuti oleh umat dari wilayah Pasutritis, Baros, Kretek dan Gunturgeni dengan jumlah umat yang diperkirakan mencapai 600 orang.

Baca Juga: Jelang Misa Natal, Jibom Gegana Polda DIY Mulai Sterilisasi Gereja   

1. Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran dibatasi jumlah umatnya

Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran Berjalan Khidmat di Kala PandemikUmat yang sedang mengikuti misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Ketua Dewan Paroki Gereja HKTY Ganjuran, Ari Setiawan mengatakan Gereja HKTY Ganjuran akan melaksanakan misa Natal sebanyak tujuh kali. Misa malam Natal pada Kamis (24/12/2020) sebanyak tiga kali dan misa Natal pada hari Jumat (25/12/2020) akan dilaksanakan sebanyak empat kali misa Natal.

"Karena saat ini masih masa pandemik dan sesuai instruksi dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 maka umat yang ikut misa Natal dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas gereja," katanya di temui di Gereja HKTY Ganjuran, Kamis (24/12/2020) petang.

2. Umat sebelum masuk diperiksa identitas, diukur suhu tubuh, diminta cuci hingga cuci tangan

Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran Berjalan Khidmat di Kala PandemikSebelum masuk gereja umat harus cuci tangan terlebih dahulu. IDN Times/Daruwaskita

Menurutnya sesuai komitmen dari panitia Natal yang akan secara ketat menerapkan protokol kesehatan COVID-19 maka setiap umat yang akan mengikuti misa Natal harus menunjukkan identitas dari wilayah karena setiap misa Natal yang digelar sudah dibagi untuk beberapa wilayah saja.

Setelah menunjukkan identitas asal wilayahnya, umat yang akan masuk lingkungan gereja diperiksa suhu tubuhnya. Setelah lolos umat diminta untuk memasukkan uang kolekte di kotak yang disiapkan. Jika tidak memasukkan uang kolekte juga tidak masalah. 

Selanjutnya umat diminta untuk cuci tangan pada tempat yang telah disediakan oleh gereja. Setelah cuci tangan petugas akan mengarahkan untuk duduk di dalam gereja atau di luar gereja sesuai dengan asal wilayahnya sehingga bisa terkoneksi antar wilayah.

"Ini juga untuk mempermudah jika ada hal-hal yang diinginkan terjadi seperti umat positif COVID-19 maka tracingnya akan lebih muda," ujarnya.

3. Umat dilarang berjabat tangan saat mengucapkan selamat Natal

Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran Berjalan Khidmat di Kala PandemikSalah satu umat saat menerima sakramen maha suci diminta menjukurkan tangan agar ada jarak dengan prodiakon. IDN Times/Daruwaskita

Selama mengikuti misa umat dilarang untuk pindah tempat duduk hingga misa Natal selesai dan tempat duduk di gereja sudah ada tanda jarak yakni dengan tanda silang. Sedangkan untuk yang duduk di luar gereja kursi yang ditata sesuai dengan tanda putih yang telah disiapkan oleh petugas sehingga ada jarak antar umat.

"Saat menerima Sakramen Maha Suci, umat harus menjulurkan tangan secara lurus sehingga ada jarak dengan prodiakon saat memberikan sakramen maha suci," ucapnya.

Lebih jauh Ari mengatakan saat misa Natal selesai umat dilarang untuk berjabat tangan mengucapkan selamat Natal dan cukup memberi salam dari dari jarak jauh.

"Setelah misa Natal selesai umat yang akan keluar dari gereja juga diatur sesuai dengan wilayahnya masing-masing dengan jalur yang telah disiapkan sehingga tidak terjadi kerumunan dan bisa menjaga jarak," terangnya.

Baca Juga: 1,5 Bulan Hidup di Pengungsian, Warga Merapi tetap Setia Patuhi Aturan

4. Umat Katolik diminta untuk melakukan kebaikan dimulai dari hal-hal yang kecil

Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran Berjalan Khidmat di Kala PandemikUmat katolik usai mengikuti misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran. IDN Times/Daruwaskita

Sementara, Romo H. Rony Suryo Nugroho, Pr., dalam pesan Natalnya mengajak umat Katolik untuk berbuat kebaikan lewat hal-hal kecil.

"Karena Tuhan beserta kita maka kita harus bisa membuat kebaikan kepada orang lain dari hal-hal yang kecil. Tidak cukup kata mencintai namun harus diwujudkan dengan tindakan nyata," ucapnya.

Romo Rony juga mengatakan hampir satu tahun pandemik telah berlangsung sehingga semua sektor terdampak terkecuali orang beribadah juga harus diatur dengan prokes agar tidak terjadi penularan COVID-19. Di sisi lain kondisi politik, keamanan di Indonesia juga semakin memanas.

"Oleh karena umat katolik bisa lebih mawas diri dalam kondisi pandemik dan suhu politik dan keamanan yang menghangat ini," terangnya.

5. Ormas dan relawan juga terlibat dalam pengamanan misa Natal

Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran Berjalan Khidmat di Kala PandemikOrmas dan relawan turut terlibat dalam pengamanan misa Natal dan kampanyekan 3M. IDN Times/Daruwaskita

Sementara dari pantauan di lapangan, pengamanan pelaksanaan misa Natal juga dilakukan oleh petugas keamanan internal gereja, polisi, TNI, Satpol PP, dan petugas dari Dinas Perhubungan Bantul.

Selain itu, organisasi kemasyarakatan seperti dari FKOR (Forum Komunikasi Ormas dan Relawan) DIY, relawan Sena Putra hingga petugas dari PMI Bantul juga terlibat dalam pengamanan gereja. Keterlibatan ormas dalam pengamanan Natal ini sebagai bentuk sikap toleransi antar umat beragama yang merupakan warisan nenek moyang yang harus tetap dilestarikan.

"Selain itu dalam masa pandemik, kita juga mengawal bagaimana penerapan prokes berjalan dengan baik sehingga misa Natal tidak saja berjalan aman dan tertib namun juga sehat. Tidak terjadi penularan COVID-19," kata Sekretaris FKOR DIY, Waljito. 

Baca Juga: Pemkab Bantul Berduka, Sekretaris Disdikpora Meninggal Terkena COVID

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya