Ini Penyebab Puluhan Warga Gunungkidul Terpapar Antraks
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Seorang warga Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul meninggal dunia akibat antraks. Selain itu 85 warga dari 125 warga yang diambil sampel darahnya juga dinyatakan positif terpapar antraks.
1. Sebelum kejadian warga terpapar antraks ada lima ekor sapi mati mendadak
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul mengatakan selama bulan November 2022 hingga menjelang Idul Adha setidaknya ada lima ekor sapi yang mati mendadak di Kapanewon Semanu.
"Jadi memang ada kejadian lima ekor sapi yang mati mendadak sebelum kasus adanya warga yang meninggal akibat terpapar antraks," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, Selasa (4/7/2023).
3. Warga gali kuburan sapi yang mati mendadak dan menyembelih sapi serta mengkonsumsi dagingnya
Adanya kasus sapi yang mati mendadak, DPKH langsung melakukan antisipasi dengan meminta sapi yang mati mendadak dikuburkan dan dilakukan pengambilan sampel untuk pengecekan penyebab kematian ternak.
"Kami sudah lakukan antisipasi dini dengan adanya kematian lima ekor sapi secara mendadak di Semanu," ungkap Wibawanti.
Sayangnya kata Wibawanti ternak sapi yang mendadak dan telah dikuburkan oleh warga digali kembali kemudian disembelih dan dagingnya dikonsumsi.
"Dari situlah penularan antraks terjadi," ucapnya.
Hal ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan dari sampel sapi yang mati tersebut ternyata terpapar antraks.
"Kami langsung melakukan kepada warga yang tinggal di lokasi temuan (sapi mati mendadak)," katanya.
Baca Juga: Seorang Warga Gunungkidul Meninggal Terpapar Anthraks
3. Hewan yang berasal dari daerah terpapar antraks dilarang ke luar wilayah
Selain itu, kata Wibawanti, pihaknya juga memberikan antibiotik, vaksin hingga disinfektan ke ternak yang masih hidup termasuk meminimalkan ternak keluar dari kawasan yang terpapar antraks.
"Ternak yang berada di kawasan yang terpapar antraks dilarang keluar dari daerah tersebut," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty, menyatakan seorang warga berusia 73 tahun meninggal dunia akibat terpapar antraks pada tanggal 4 Juni 2023. Selain itu 85 warga lainnya juga dinyatakan positif terpapar antraks setelah dilakukan pengambilan sampel darah.
"Sampai hari ini tidak ada warga yang menjalani perawatan di rumah sakit. Namun kita tetap melakukan pemantauan dua kali masa inkubasi atau 120 hari ke depan dari kejadian," katanya, Selasa (4/7/2023).
Baca Juga: Kasus Anthraks di Gunungkidul Dikhawatirkan Menyebar ke Bantul