Sleman, IDN Times - Mantan Presiden RI, Jusuf Kalla diberikan Anugerah Hamengku Buwono IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di Lustrum UGM yang berlangsung pada Kamis (19/12).
Anugerah tersebut diberikan atas kontribusi nyata Jusuf Kalla dalam meningkatkan kualitas berpikir dan menyejahterakan masyarakat serta berperan aktif bagi perdamaian umat manusia.
Rektor UGM, Panut Mulyono menerangkan, Jusuf Kalla memiliki perjuangan yang mirip dilakukan Hamengku Buwono IX, baik saat menjabat sebagai Menteri, Wakil Presiden maupun setelah pensiun sebagai pejabat negara.
"Kita cari sosok yang memiliki perjuangan mirip Hamengku Buwono IX, lalu setelah kita timbang dalam rapat senat, ketemu nama Jusuf Kalla. Kita kenal Jusuf Kalla adalah juru damai dan ujung tombak penyelesaian konflik. Di bidang sosial lain tidak pernah kehilangan solusi dalam mencari pemecahan permasalahan bangsa," terangnya.
Jusuf Kalla menyatakan dirinya sangat berterima kasih atas penghargaan Hamengku Buwono IX yang diberikan oleh UGM kepadanya. Menurutnya dalam penyelesaian konflik tidak akan selalu menggunakan cara yang sama, tergantung dengan kondisi yang ada.
"Penghargaan dari UGM adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi saya dan keluarga. Konflik ada persamaan dan ada juga perbedaan, tentu itu harus diselesaikan dengan melihat keadaan dan juga tergantung bagaimana konfliknya," ungkapnya.
Hasto Wardoyo dan pakar kuliner tradisional, Murdijati Gardjito juga mendapatkan Anugerah Gadjah Mada atas jasa dalam bidang kebudayaan, kebangsaan, kenegaraan, kemanusiaan praktek intelektual dan sosial.
Hasto Wardoyo, mengaku kaget dengan penghargaan yang diterimanya. Ia menyatakan penghargaan yang diberikan atas jasanya saat menjadi Bupati Kulon Progo yang selalu menggunakan pendekatan gotong-royong.
"Masyarakat Kulon Progo yang mengajari saya bahwa kemiskinan itu bisa diatasi dengan cara gotong-royong. Saya punya ide misalkan berkarya jangan hanya bekerja atau berkarya itu seperti melukis," katanya.