BPPTKG: Letusan Merapi Dipicu Akumulasi Gas
Ketinggian kolom awan panas mencapai 3 ribu meter
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan awan panas letusan dengan tinggi kolom 3 ribu meter, Senin (14/10) sore.
Lewat akun Twitter resminya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mengumumkan awan panas letusan terekam di seismogram pukul 16.13 sore.
"Awan panas terekam di seismogram dengan durasi 270 detik dan amplitudo 75 mm. Terpantau kolom setinggi max. ±3.000 m dari puncak. Angin bertiup ke arah Barat Daya," demikian pengumuman BPPTKG via Twitter.
1. Dipicu akumulasi gas
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menerangkan, penyebab Merapi mengeluarkan awan panas letusan adalah akumulasi gas yang memang bisa terjadi sewaktu-waktu, menimbang kondisi Merapi saat ini.
"Penyebabnya, akumulasi gas. Jadi, karena sekarang Merapi masih hidup, jadi memang proses terus terjadi, akumulasi gas terus terjadi," kata Hanik Humaida di kantornya, Yogyakarta, Senin.
Awan panas letusan seperti ini pernah dikeluarkan Merapi 22 September 2019 kemarin. Hanya saja waktu itu tinggi kolom cuma 800 meter saja.
Awan panas ini sendiri disebabkan tekanan akumulasi produksi gas vulkanik dari dalam gunung secara kontinu. Ini terjadi seiring dengan adanya suplai magma.
'Kemungkinan (kejadian) serupa ke depan ada, masih ada dari akumulasi gas. Salah satu indikasi ya gempa vulkanik, ada gerak magma dari dalam," ujar Hanik menambahkan.
Baca Juga: Gunung Merapi Meletus Dua Kali, Kepulan Asap Mengarah ke Sleman
Baca Juga: Gunung Merapi Dua Kali Keluarkan Lava Pijar Sejauh 2 Km di September