TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sultan Mengaku Tak Permasalahkan Warga Tutup Jalan Kampung 

Hal ini beda dengan lockdown 

Ilustrasi lockdown ala warga di Sleman . (IDN Times/Febriana Sinta)

Yogyakarta, IDN Times - Penutupan jalan kampung yang marak terjadi sejak Sabtu (28/3), mendapat perhatian Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. 

Menurut Sultan penutupan jalan tersebut bukan merupakan lockdown, namun hanya kontrol terhadap aktivitas warga untuk keluar masuk desa.

Baca Juga: Takut Tertular Corona, Warga Ramai-ramai Isolasi Kampung 

1. Tak permasalahan inisiatif warga

Penutupan jalan masuk kampung di Krodan, Maguwoharjo, Sleman twitter.com/aryoYK

Sultan menyebutkan, Pemda DIY tidak mempermasalahkan tindakan warga untuk menutup jalan menuju desa. Menurut Sultan, apa yang dilakukan oleh warga merupakan bentuk inisiatif untuk memudahkan pendataan kepada pemakai jalan yang melewat desa.

"Praktik di lapangan sulit dikontrol, karena di desa terlalu banyak akses masuk. Mungkin ada dua atau tiga jalan, jadi dua jalan ditutup sehingga hanya menyisakan satu jalan saja, dengan harapan memudahkan untuk mengontrol siapa yang masuk. Bagi saya itu tidak masalah" terangnya pada Senin (30/3). 

2. Penduduk masih bisa keluar masuk

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. IDN Times/Tunggul Damarjati

Menurut Sultan, lockdown dalam arti yang sesungguhnya yakni ketika warga tidak boleh keluar masuk rumah. Serta ada pihak yang bertanggungjawab untuk memberikan makan kepada setiap orang. Sementara ntuk praktik penutupan yang dilakukan warga kampung, hanya sebatas mengontrol akses keluar masuk.

"Begitu pendatang masuk langsung dilakukan pendataan. Bukan lockdown, kalau lockdown warga tidak boleh keluar masuk. Kalau itu terjadi, maka yang memerintahkan harus memberi makan kepada setiap orang. Kalau memerlukan sesuatu harus difasilitasi," jelas Sultan.

Baca Juga: [FOTO] Lockdown Mandiri ala Kampung-kampung di Yogyakarta

Berita Terkini Lainnya