Pilkada di Masa Pandemik, Pakar UGM: Petugas TPS harus Tegas
Indonesia perlu melihat pengalaman negara lain
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang saat masa pandemik COVID-19 bisa memunculkan peningkatan transmisi COVID-19. Epidemiolog UGM, dr. Riris Andono Ahmad menjelaskan diperlukan sejumlah adaptasi saat Pilkada mendatang, salah satunya adalah manajemen pencoblosan.
“Kita perlu memperbanyak TPS dan melatih petugas pemilihan. Mereka harus bisa dan mau melakukan penolakan apabila ada pemilih yang melanggar protokol kesehatan serta mengatur waktu pencoblosan dengan ketat,” ungkapnya pada Selasa (3/11/2020).
Baca Juga: Debat Publik Pilkada Sleman Putaran Pertama, JCW: Minim Ide
1. Indonesia perlu melihat pengalaman negara lain
Menurut Riris, ada sejumlah negara yang mampu mengendalikan kasus pada saat penyelenggaraan pemilihan legislatif ataupun eksekutif di masa pandemik. Hal ini dilihat dari tidak adanya peningkatan yang signifikan dalam jumlah transmisi pasca pemilihan.
"Hal ini menjadi peringatan bagi Indonesia yang akan menyelenggarakan pemilihan, sementara selama ini pengendalian laju transmisi belum berhasil dilakukan," katanya.
Riris mengungkapkan ada dua titik kritis dari penyelenggaraan Pilkada di Indonesia yang perlu diwaspadai. Pertama, kampanye tradisional yang akan menimbulkan kerumunan dan kedua, disinformasi yang akan meningkatkan publik tidak percaya.
Baca Juga: Mual dan Menggigil, Melaney Ricardo Positif Terkena COVID-19