TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dewan Energi Mahasiswa UGM Sulap Cageran Sleman Menjadi Desa Energi 

DEM UGM juga akan bangun edupark

DEM UGM bangun desa energi. Dok: istimewa

Sleman, IDN Times - Dewan Energi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (DEM UGM) mengembangkan program desa energi di Dusun Cageran, Tamanmartani, Kalasan, Sleman.

Pengembangan desa energi bersama dengan Departemen Sosiologi UGM, Pusat Studi Energi UGM, dan Andromeda itu untuk mewujudkan desa tangguh energi.

Baca Juga: UGM Terapkan Tanda Tangan Elektronik pada Ijazah

1. Optimalkan potensi energi yang ada

Pixabay.com/Photorama

Ketua DEM UGM, Melchior Raka Daksattama, menjelaskan pemberdayaan desa energi ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang ada. Hal ini berupa pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis energi terbarukan.
 
"Fokus utama pemberdayaan desa ini adalah pemanfaatan teknologi hybrid energi baru terbarukan untuk meningkatkan kualitas pakan ternak dan produksi pupuk lokal berkualitas. Program ini dijalankan sebagai upaya mewujudkan sustainable agriculture melalui pemanfaatan kotoran sapi di Desa Tamanmartani dengan berbasis pada energi biomassa dan energi surya," ungkapnya.

Melchior menambahkan untuk energi biomassa didapatkan dari limbah kotoran ternak di kandang bersama Dusun Cageran. Sementara energi surya didapatkan dengan menggunakan panel surya di atap kandang bersama.

Limbah kotoran ternak ini nantinya ditampung di dalam biodigester dan digunakan untuk memproduksi gas metana serta pupuk cair. Lalu, gas metana akan diolah bersamaan dengan energi dari Matahari untuk menyalakan water heater dan memproduksi air panas untuk pakan ternak sementara. Di sisi lain, pupuk cair yang dihasilkan akan digunakan untuk pendapatan warga.

2. Dusun Cageran miliki banyak potensi

pixabay

Menurut Melchior, dipilihnya Dusun Cageran sebagai desa energi lantaran dusun tersebut memiliki banyak potensi dari segi energi. Mulai dari peternakan, pertanian, hingga peralatan. Ternak di Dusun Cageran terintegrasi dalam satu kandang bersama yang di dalamnya terdapat 77 ekor sapi. Selain itu, di kandang bersama ini terdapat instalasi biodigester, alat yang dapat mengubah kotoran sapi menjadi biogas dan bio slurry. 

Bukan hanya itu, Dusun Cageran juga memiliki potensi lain berupa panel surya dan mikrohidro. Namun, kedua alat ini sudah lama terbengkalai sehingga butuh banyak perbaikan. 

"Dulunya, biogas dimanfaatkan warga untuk memanaskan air sebagai campuran pakan ternak, sementara bio slurry belum dimanfaatkan secara maksimal. Sayangnya, pengelolaan biodigester terhenti sejak dua tahun lalu sehingga warga berhenti mendapatkan manfaat," katanya.

Berita Terkini Lainnya