TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diduga Tipu Alumni Jadi ASN, Dosen UIN Berdalih Hanya Jadi Mediator

Perannya menjembatani komunikasi dengan pelaku di Jakarta

Ilustrasi PNS (setkab.go.id)

Sleman, IDN Times – Mantan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Masroer, membantah dirinya sebagai pelaku dugaan penipuan calon aparatur sipil negara (ASN).

“Pemberitaan tersebut tidak benar,” klaim Masroer singkat saat dihubungi IDN Times, Senin (7/10).

Masroer melalui kuasa hukumnya, Deddy Suwadi Siregar, akan mengirimkan hak jawab kepada media massa yang menurut mereka memberitakan tidak tepat.

Sementara kuasa hukum salah satu korban, Danang Widayarto menyebutkan korbannya dibujuk Masroer ketika melakukan bimbingan skripsi. Alasannya, sulit mendapatkan pekerjaan sebagai ASN jika tidak mempunyai koneksi.

"Mau gak mau, akhirnya korban terpaksa nurut," kata Danang.

Baca Juga: Dosen Diduga Lakukan Penipuan Berkedok Penerimaan ASN

1. Masroer membantah menjadi pelaku, hanya mediator

Ilustrasi lulusan (uin-suka.ac.id)

Saat dikonfirmasi IDN Times, Deddy membenarkan adanya dugaan penipuan lowongan calon ASN yang korbannya adalah bekas mahasiswa Masroer yang telah lulus maupun kenalannya.

“Tapi klien saya bukan pelakunya. Dia hanya sebagai mediator. Pelakunya ada di Jakarta,” sanggah Deddy.

Peran sebagai mediator tersebut, menurut Deddy adalah membantu mahasiswanya yang telah lulus untuk mendapatkan pekerjaan sebagai calon ASN. Lantaran menurut Masroer, lapangan pekerjaan banyak dikooptasi oleh orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan jabatan. Lulusan kampus pun sulit mendapatkan pekerjaan sebagai calon ASN jika tidak mempunyai koneksi.

“Jadi maksud klien saya itu membantu memberikan info kalau temannya di Jakarta bisa membantu meloloskan menjadi calon ASN,” kata Deddy.

Mahasiswanya yang datang kepadanya ada yang ditawari. Ada pula yang datang karena ingin mendapat tawaran itu. Kemudian Masroer membantu mempertemukan mereka dengan kenalannya, S yang tinggal di Jakarta.

“Jadi antara korban dan S ini sudah bertemu,” kata Deddy.

Sementara transfer uang langsung dilakukan para korban kepada S.

“Jadi tidak melalui klien saya. Dia juga tidak terima uang,” bantah Deddy.

2. Sebagian uang korban diklaim sudah dikembalikan

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Kejadian tersebut sudah berlangsung 1-2 tahun lalu. Lantaran para korban tidak kunjung menerima surat keputusan pengangkatan sebagai calon ASN, mereka pun protes kepada Masroer. Masroer pun, menurut Deddy telah mengupayakan untuk mengkomunikasikan persoalan tersebut dengan S.

“Jadi Pak Masroer negosiasi dengan S agar segera mengembalikan uang yang telah diterimanya kepada para korban,” kata Deddy.

Deddy mengklaim ada korban yang telah menerima uang kembalian. Ada pula yang pengembaliannya dilakukan secara bertahap. Dia pun membantah jumlah korban sampai 10 orang lebih.

“Cuma 4-5 orang,” kata Deddy.

Baca Juga: Polda DIY Tetapkan Satu Keluarga Tersangka Penipuan Tanah 

Berita Terkini Lainnya