TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Marchia, Maba UGM yang Berpulang Sebelum Merasakan Perkuliahan

Orangtua Marchia menghadiri kuliah menggantikan anaknya

Sebastian Hutabarat dan Imelda, orangtua dari Marchia. (ugm.ac.id)

Intinya Sih...

  • Orangtua Marchia, mahasiswa baru FEB UGM yang meninggal, menghadiri kuliahnya sebagai pengganti
  • Sebastian mengenang putrinya yang cerdas dan berprestasi, menceritakan kronologi kepergiannya dan pesan untuk mahasiswa
  • Wakil Dekan FEB UGM turut menyampaikan duka atas kepergian Marchia, menunjukkan semangat gigihnya untuk menuntut ilmu

Sleman, IDN Times - Ada yang berbeda pada suasana kuliah prodi Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) pada Rabu (14/8/2024) pagi. Sesi kuliah kali itu dihadiri Sebastian Hutabarat dan Imelda Tiurniari Napitupulu, orangtua dari Marchia RM Hutabarat, mahasiswa baru FEB UGM yang telah berpulang pada 17 Juni 2024 lalu.

Marchia, gadis asal Sangkarnihuta, Balige, Toba, Sumatera Utara, baru saja diterima sebagai mahasiswa Prodi Manajemen angkatan 2024. Namun, ia meninggal dunia akibat sakit sebelum sempat merasakan hiruk pikuk kehidupan mahasiswa.

1. Marchia sosok yang cerdas dan bertekad kuat

Sebastian tak bisa menahan rasa haru ketika hadir di kelas yang seharusnya dihadiri Marchia pagi itu. “Saya membayangkan Marchia duduk di tengah-tengah kalian,” ujarnya dikutip laman resmi UGM.

Sebastian mengenang putrinya sebagai sosok cerdas dan berprestasi. Marchia, yang lahir pada 2006, selalu menjadi langganan juara kelas. Berkat prestasinya, ia berhasil masuk UGM melalui jalur SNBP.

Namun, Sebastian tak pernah menyangka harus berpisah secepat ini dengan putri tercintanya.  “Saat itu saya ditelepon istri. Dia mengawali dengan bilang jangan kaget, Marchia meninggal. Sontak perasaan saya berkecamuk saat itu karena posisi jauh di Balige, sementara Marchia di Yogyakarta,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, Marchia memiliki tekad kuat, bahkan sering belajar hingga larut dan kurang memperhatikan pola makan, yang akhirnya menyebabkan asam lambung. “Jadikan pengalaman dari Marchia ini lebih bersyukur dan peduli. Harapannya ini bisa jadi bahan perenungan, kalian memanfaatkan waktu dengan baik dan jangan menyepelekan soal makan dan lakukan pola hidup sehat,” pesannya.

2. Meninggal di Magelang

Imelda turut bercerita mengenai kronologi kepergian putri bungsunya. Sejak Juni 2024, ia bersama Marchia dan putri sulungnya berada di Yogyakarta untuk mempersiapkan segala keperluan kuliah, termasuk mencari kos. Mereka juga sempat berkunjung ke kampus FEB UGM. “Marchia sempat foto di depan Gedung Pertamina Tower. Dia bilang kampusnya keren dan sempat merasa minder,” kenangnya.

Untuk merayakan momen tersebut, Imelda mengajak kedua anaknya berwisata ke Nepal Van Java, Magelang. Namun, saat tiba di penginapan, hal yang tak terduga terjadi. “Saat tiba di penginapan, Marchia bilang akan mandi. Setelah 30 menit lebih kok tidak keluar-keluar, saya ketuk-ketuk tidak ada sahutan dan akhirnya pintu saya buka, Marchia sudah dalam kondisi pingsan,” ucapnya.

Imelda segera membawa putrinya ke fasilitas kesehatan terdekat, yang sayangnya cukup jauh, sekitar 15 kilometer dari penginapan. “Saat tiba di Puskesmas, saya sudah merasa kalau Marchia sudah enggak ada dan ternyata benar,” lanjutnya.

Baca Juga: Peneliti UGM Kembangkan Genting Energi Pengganti Panel Surya

Berita Terkini Lainnya