TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prabowo Didorong Bantu Pengembalian Manuskrip Sri Sultan HB II

Perlu komite repatriasi

Potret Sri Sultan Hamengku Buwono II (Dok. Kraton Jogja)

Intinya Sih...

  • Yayasan Vasiatti Socaning Lokika dorong Presiden Prabowo Subianto berjuang repatriasi manuskrip Sri Sultan HB II yang berada di luar negeri.
  • Trah Sultan HB II telah melakukan pendekatan dengan Kementerian Luar Negeri, Keraton Yogyakarta, dan KBRI London untuk pengembalian manuskrip.
  • Repatriasi naskah kuno menjadi prioritas agenda bidang kebudayaan dalam RPJMN 2025-2029 demi menjaga warisan peradaban suatu bangsa.

Yogyakarta, IDN Times - Trah Sri Sultan Hamengku Buwono II di bawah Yayasan Vasiatti Socaning Lokika mendorong agar Presiden terpilih, Prabowo Subianto, berjuang dalam pengembalian manuskrip asli milik Sri Sultan HB II yang berada di luar negeri. Diharapkan ada komite repatriasi untuk manuskrip Sri Sultan HB II.

Trah Sultan HB II berkeinginan dalam proses pengembalian aset manuskrip Sri Sultan HB II itu terjadi secara multilateral, antara pihak Trah Sultan HB II, Keraton Yogyakarta, Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Inggris. “Oleh karena itu, diharapkan Pemerintahan RI mendatang, Presiden Prabowo Subianto dapat membentuk komite repatriasi bersama dengan kami Trah Sultan HB II, dan Keraton Yogyakarta. Apalagi mengingat Presiden terpilih Pak Prabowo juga adalah keturunan Sultan HB II,” ujar Ketua Trah Sri Sultan HB II, Fajar Bagoes Poertranto, Senin (22/7/2024).

1. Sejumlah upaya untuk pengembalian naskah kuno

Berbagai upaya juga telah ditempuh Trah Sri Sultan HB II, untuk mengupayakan pengembalian aset dan manuskrip milik Sri Sultan HB II. Seperti halnya melakukan pendekatan dan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Hukum dan HAM, Perpustakaan Nasional, serta Kedutaan Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris.

Fajar menyebut pihaknya tengah berkomunikasi secara intens dengan Kementerian Luar Negeri, KBRI London, dan Perpustakaan Nasional untuk meminta secara resmi kepada Kerajaan Inggris dan Pemerintah Inggris dalam rangka pengembalian manuskrip Sri Sultan HB II, yang dirampas saat peristiwa Geger Sepehi, tahun 1812.

“Repatriasi naskah ini tidak hanya dimaknai sebagai pengembalian tapi juga ikhtiar menjaga warisan peradaban suatu bangsa,” tegas Fajar.

Fajar mengatakan jika nantinya pengembalian manuskrip berjalan lancar, pihaknya akan bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional untuk merawatnya. Terlebih saat ini Perpustakaan Nasional sudah berstandar internasional, baik infrastruktur dan teknologi perawatan manuskripnya.

2. Masih banyak naskah kuno di luar negeri

Berdasar data Perpustakaan Nasional, ada 121.545 naskah kuno saat ini. Sebanyak 82.158 naskah tersimpan secara pribadi dan di lembaga dokumenter dalam negeri, sedangkan lainnya masih banyak yang berada di luar negeri. Pengembalian naskah-naskah tersebut terus diupayakan.

"Perpustakaan Nasional mengutamakan kerja sama luar negeri untuk repatriasi naskah,” ujar Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Mariana Ginting pada Seminar Repatriasi Naskah Kuno Mengembalikan Identitas, Menjaga Warisan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas, Amich Alhumami, menegaskan komitmen negara untuk melakukan repatriasi naskah kuno. Repatriasi naskah kuno menjadi isu penting dalam pembangunan manusia dan pembangunan kemajuan kebudayaan. Bahkan, ini merupakan salah satu prioritas agenda bidang kebudayaan pada RPJMN 2025-2029.

“Yang memiliki komitmen terhadap naskah kuno tidak hanya filolog. Namun, kita perlu memetakannya terlebih dulu mengingat repatriasi memerlukan usaha sistematis dan keberlanjutan,” ungkap Amich.

Baca Juga: Trah Sri Sultan HB II Minta Inggris Kembalikan Manuskrip Kuno   

Berita Terkini Lainnya