TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pelatihan Pemandu Wisata Perkuat Storytelling Candi Prambanan

Perkuat destinasi Candi Prambanan dengan story telling

Pelatihan pemandu wisata di Candi Prambanan. (Dok. Istimewa)

Sleman, IDN Times - Untuk meningkatkan kualitas layanan di destinasi Candi Prambanan, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) bersinergi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Pembimbing Masyarakat Hindu (Pembimas Hindu) DIY, menyelenggarakan kegiatan Prambanan Master Class - Guide Up Skill.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari implementasi Pilar Sosial dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 4 yaitu Pendidikan yang Berkualitas. PT TWC menyelenggarakan Guide Up Skill atau pelatihan pemandu, dengan kurikulum dan materi yang terukur. Puluhan guide atau pemandu wisata yang terdiri dari keanggotaan lama dan baru (regenerasi), mengikuti pelatihan dengan antusias.

1. Tingkatkan pengetahuan guide di lingkungan Candi Prambanan

Pelatihan pemandu wisata di Candi Prambanan. (Dok. Istimewa)

PT TWC menghadirkan narasumber dari berbagai bidang keilmuan, yaitu bidang Arkeologi Balai Pelestarian Budaya Wilayah X, bidang Keagamaan Hindu Pembimas Hindu DIY, dan bidang gerak tari pelatih Ramayana Ballet. Adapun materi pelatihan yang diberikan kepada rekan-rekan guide yaitu materi relief Candi Prambanan yang lebih spesifik, makna gerakan tari yang ada di Teater Pentas kawasan Candi Prambanan, serta kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh umat Agama Hindu di lingkungan Candi Prambanan.

“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guide di lingkungan Candi Prambanan, sebagai bagian dari optimalisasi potensi wisata dan penerapan hospitality value di lingkungan Candi Prambanan. Hal ini juga selaras dengan salah satu pilar pengelolaan destinasi PT TWC, yaitu pilar Edukasi, guna memberikan experience value bagi wisatawan yang berkunjung," kata Corporate Secretary PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, AY Suhartanto, melalui siaran pers Rabu (22/11/2023). 

Lebih lanjut AY Suhartanto menambahkan, bahwa besar harapan setelah para guide di Prambanan mengikuti pelatihan ini, mereka akan mendapatkan tambahan ilmu yang lebih dalam. Sehingga wawasan dan referensi materi yang dimiliki saat penyampaian narasi story telling kepada wisatawan lebih luas. 

Baca Juga: Swara Prambanan, Sheila On 7 dan Musisi Jogja Siap Hibur Penonton

2. Storytelling bagian penting sebuah destinasi wisata

Pelatihan pemandu wisata di Candi Prambanan. (Dok. Istimewa)

Menurut Undang-Undang No.10/2009 tentang Kepariwisataan, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata dapat berwujud fisik seperti bangunan bersejarah, seni dan budaya. Seni dapat berupa seni tari, seni lisan dalam hal ini dapat dipahami sebagai cerita lisan atau storytelling.

Bagi sebuah destinasi pariwisata heritage and culture seperti Candi Prambanan, storytelling adalah bagian dari proses pembelajaran. Storytelling adalah proses menggabungkan fakta dan cerita untuk disampaikan kepada wisatawan supaya mereka semakin tertarik dengan apa yang dilihat, melalui teknik atau kemampuan bercerita dari seorang guide maka dapat digunakan sebagai promosi daya tarik keunikan tempat wisata.

Melalui storytelling sebuah destinasi wisata akan mempunyai pemaknaan pembelajaran bagi wisatawan. Penguatan terhadap destinasi dapat dihubungkan dengan cerita legenda masyarakat setempat yang mengandung nilai-nilai kehidupan masyarakat sehingga apa yang didapat wisatawan tidak hanya sebuah tontonan akan tetapi juga tuntunan. Di situ, guide diharapkan mampu menjadi media penyampaian informasi yang akurat dan memiliki education value kepada para wisatawan yang berkunjung.

“Mari kita bersama-sama mendorong program-program wisata yang edukatif, kreatif dan rekreatif bagi wisatawan. Kolaborasi antara pelaku wisata, pemerintah, swasta, institusi pendidikan dan juga masyarakat di sekitar destinasi, membantu hadirkan pariwisata yang berkesan bagi wisatawan. Hal ini tentunya baik guna mendorong pariwisata Indonesia lebih berkarakter dan berkembang di masa mendatang,” kata AY Suhartanto.

Baca Juga: Tak hanya Prambanan, 7 Wisata Candi di Sleman Tak Kalah Megah

Berita Terkini Lainnya