Komunitas Kretek Tolak Rencana Kenaikan Cukai Rokok
Memberatkan petani tembakau hingga buruh pabrik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Komunitas Kretek, Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), dan Rokok Indonesia menolak rencana kebijakan pemerintah menaikkan cukai rokok pada 2023 mendatang. Kenaikan cukai dinilai memberatkan masyarakat yang hidup dari ekosistem rokok.
Ketua Komunitas Kretek, Jibal Windiaz, mengatakan ekosistem rokok dapat menghidupi masyarakat di berbagai lapisan. Oleh karenanya, kebijakan menaikkan cukai rokok akan memberatkan masyarakat.
“Kenaikan cukai berdampak pada ekosistem struktural kretek yang saat ini masih jadi sektor andalan," kata Jibal, saat kegiatan Tribute to Kretek sekaligus memperingati Hari Kretek Nasional, di Asha Akasa, Donoharjo, Ngaglik, Senin (3/10/2022).
Baca Juga: Kenaikan Cukai Rokok 2023 Ancam Kesejahteraan Buruh Perempuan Jateng
1. Petani tembakau dirugikan
Setiap tahun kenaikan cukai rokok terjadi. Pada 2023 kenaikan cukai rokok akan di atas 10 persen. Tidak hanya memberatkan konsumen, petani tembakau dinilai ikut dirugikan. "Petani banyak anjlok pendapatannya dan tembakau tak terbeli. Kuota produksi diturunkan sehingga petani tak terjual tembakaunya," kata Jibal.
Jibal menyebut kebijakan pemerintah menaikkan cukai rokok untuk menambal keuangan negara. Namun, di sisi lain menjadi lonceng bagi para petani tembakau. Bahkan tidak hanya petani, Jibal menyebut dampak juga dirasakan petani cengkeh, buruh pabrik. "Kenaikan cukai diiringi kenaikan harga rokok, akan berdampak secara struktural pada penghidupan masyarakat kretek di Indonesia,” ujar Jibal.
Baca Juga: Rumitnya Lapisan Tarif Cukai Rokok di RI Bikin Konsumsi Rokok Naik