TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kapal Asing Mulai Beroperasi Lagi, Susi Minta Nelayan Harus Dilindungi

Nelayan banyak kehilangan pendapatan

Ketua MPM PP Muhammadiyah Nurul Yamin memberikan lukisan kepada Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Sabtu (14/10/2023) (ANTARA/Luqman Hakim)

Yogyakarta, IDN Times - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta kebijakan menutup perikanan tangkap Indonesia untuk asing itu perlu diterapkan kembali. Pasalnya, kata Susi, penangkapan ikan oleh kapal-kapal mancanegara mulai muncul kembali di perairan Indonesia.
Ia meminta Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 kembali diperjuangkan demi menjaga kedaulatan sumber daya laut di Tanah Air.

"Saya berdoa supaya yang saya bicarakan hari ini terpatri dan terekam untuk anak-anak kita Bangsa Indonesia sehingga Perpres Nomor 44 Tahun 2016 diperjuangkan kembali," ujar Susi saat memberikan pidato kunci secara daring dalam diskusi bertajuk "Kapling Laut Nasib Nelayan Diombang-ambing Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur" di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (14/10/2023). 

 

1. Nelayan di Indonesia perlu dilindungi

Kapal nelayan di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta (ANTARA FOTO/Sutarmi)

Susi menjelaskan Perpres yang menutup perikanan tangkap Indonesia untuk asing itu perlu diterapkan kembali untuk melindungi nelayan di Tanah Air.

"Perpres Nomor 44 ini secara resmi ditandatangani oleh Pak Jokowi dalam rangka penangkapan ikan hanya untuk perusahaan Indonesia, uang Indonesia, orang Indonesia, kapal buatan Indonesia," ungkapnya dikutip Antara. 

Sebagai ilustrasi Susi mencontohkan pada 2015 omzet nelayan lokal di Natuna, Kepulauan Riau bisa mencapai tidak kurang Rp2 miliar per hari atau Rp1 triliun-Rp4 trililun per tahun. Jumlah itu dari hasil penangkapan gurita di tepi pantai hanya dengan menggunakan bambu dan kail.

"Waktu itu kita jaga, kapal-kapal asing tidak berani turun ke bawah karena kalau turun urusannya saya tenggelamkan," kata Susi.

Baca Juga: Gelombang Tinggi, Nelayan Pantai Samas Tak Bisa Berlebaran

2. Kapal-kapal asing mulai beroperasi lagi

Twitter/@kkpgoid

Susi menduga karena kapal China dan Vietnam belakangan ini mulai muncul kembali di perairan Natuna. "Sekarang cari satu kilogram gurita tidak ada lagi, uang Rp4 triliun hilang dari Natuna," jelasnya.

Bahkan di wilayah tempat tinggalnya di Pangandaran, Jawa Barat, Susi juga mengaku kesulitan mencari lobster padahal pada tahun 2000-an masih bisa mendapatkan stok lobster dari nelayan hingga sekitar dua ton per hari.

"Sekarang bayangkan saya minta cari pakai motor di Pangandaran enggak ada karena bibitnya diambil. Itu adalah salah satu contoh (pentingnya) keberlanjutan yang saya tekankan," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 itu.

 

Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan, Muhammadiyah Bentuk Jalamu

Berita Terkini Lainnya