TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Kabupaten Tak Turun Hujan Selama 31 hari, BMKG DIY: Awas Kekeringan

BPBD DIY akan melakukan hujan buatan

Ilustrasi dropping air bersih. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Intinya Sih...

  • BMKG memperingatkan potensi kekeringan di DIY, termasuk Kota Yogyakarta, Bantul, dan Gunungkidul.
  • Peringatan dini kekeringan meteorologis karena kurangnya curah hujan dalam jangka waktu panjang.
  • Masyarakat diimbau mewaspadai dampak kekeringan pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, BPBD DIY akan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi kekeringan.

Yogyakarta, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewaspadai potensi kekeringan meteorologis pada musim kemarau tahun ini.

BMKG menyatakan untuk potensi kekeringan dengan status siaga terjadi di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul.

"Wilayah yang berstatus siaga tersebut telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian," terang Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas. 

 

1. Ingatkan dampak kekeringan dengan sistem tadah hujan

Peringatan dini kekeringan meteorologis diterbitkan karena berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan, dan seterusnya.

BMKG mencatat sejumlah wilayah di DIY berstatus waspada kekeringan meliputi Kabupaten Kulon Progo dan Sleman. Sejumlah wilayah berstatus waspada kekeringan mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian.

Reni mengimbau masyarakat serta pemda dapat mewaspadai dampak kekeringan pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan. "Masyarakat wajib mewaspadai pengurangan ketersediaan air tanah, serta peningkatan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat kekeringan," terang Reni dikutip Antara.  

2. Gagal panen terjadi di Gunungkidul

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Andi Nawa Candra mengatakan hingga Juli 2024 kekeringan berdampak pada komoditas padi terutama di lahan tadah hujan yang tidak beririgasi teknis.

"Gagal panen atau puso akibat kekeringan pada tanaman padi ada beberapa di wilayah Gunungkidul yang merupakan lahan tadah hujan," katanya.

Baca Juga: DIY Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Berita Terkini Lainnya