TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Uji Swab COVID-19 di Bantul Belum Sesuai  Target yang Dicanangkan WHO

Pemkab Bantul berencana beli mobil tes PCR

Ilustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Bantul, IDN Times - ‎World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan terget tes swab atau polymerase chain reaction (PCR) yakni satu persen dari jumlah penduduk.

Di Kabupaten Bantul, hingga saat ini Dinas Kesehatan mengaku belum bisa memenuhi target PCR atau tes swab sesuai standar yang ditetapkan WHO.

Baca Juga: Ada Potensi Tsunami, Bantul Masih Kekurangan 500 Rambu Evakuasi 

1. Sejak pandemik berlangsung uji swab baru menyasar 9 ribuan penduduk Bantul

Agus Budi Raharja, Kepala Dinas Kesehatan Bantul (tengah). IDN Times/Daruwaskita

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja mengatakan sejak pandemik berlangsung di Bumi Projotamansari hingga saat ini dari jumlah penduduk di Bantul yang mencapai 1.006.692 jiwa tes usap baru menyasar 9.000 an penduduk di Bantul.

"Ya kalau hitungan 1 persen dari 1.006.692 jiwa dan saat ini baru 9.000 an penduduk yang menjalani tes usap maka belum sesuai target WHO," ujarnya, Minggu (11/10/2020).

2. Uji swab massal juga terkendala instansi lain yang memeriksa spesimen

Pemeriksaan di Lab PCR RSUD Tabanan (Dok.IDNTines/Istimewa)

Agus Budi Raharja menambahkan belum tercapainya tes usap sesuai target dari WHO bukan karena permasalahan yang ada di Dinas Kesehatan dan jajaran di bawahnya, tetapi ada faktor lain yakni instansi yang melakukan pemeriksaan spesimen. Untuk megatasi kendala itu, Dinkes Bantul berupaya melakukan pengadaan mobil PCR, sehingga pengambilan spesimen bisa langsung ke masyarakat dan hasilnya langsung diketahui saat itu juga.

"Dengan mobil PCR hanya butuh waktu satu jam untuk mendapatkan hasil dari spesimen yang diambil," katanya.

Selama ini, kata Gus Bud panggilan akrab Agus Budi Raharja, pengambilan spesimen pada masyarakat terkendala rasa takut masyarakat. Warga yang dites harus menunggu lama hasil tes sehingga muncul rasa takut dan khawatir. Selain itu, masih ada stigma yang negatif bagi masyarakat yang dinyatakan positif COVID-19.

"Kalau dengan mobil PCR, maka tidak lagi tergantung lembaga lain yang memeriksa spesimen. Tidak ada lagi antrean warga untuk uji swab yang tentunya tidak nyaman dan menyebabkan imun justru turun," katanya.

Baca Juga: [UPDATE] Waduh, Jumlah Kasus Positif Ponpes Sleman Naik 32 Kasus 

Berita Terkini Lainnya