Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Yogyakarta, IDN Times - Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) diminta Kementerian Perhubungan RI untuk berpartisipasi dalam membuka lintasan angkutan nondarat di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Kesempatan ini tak datang cuma-cuma. Ada syarat yang harus dipenuhi, yakni memakai armada ramah lingkungan.
1. Kesiapan infrastruktur masih perlu digenjot sana-sini
Ilustrasi. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat pergerakan kendaraan dan penumpang yang dilayani sebanyak 26.122 orang. (Dok/Humas ASDP). Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo mengatakan, pengembangan kawasan IKN ke depan disinyalir mampu jadi salah satu andalan peningkatan sektor perekonomian. Namun, untuk aspek pendukung seperti transportasi hijau, Khoiri menilai pemerintah masih harus menyiapkan berbagai infrastruktur sarana dan prasarananya.
"Tentunya harus ada infrastruktur yang disiapkan pemerintah, rasanya masih terlalu jauh karena untuk bangun infrastruktur seperti di Eropa itu tidak murah dan mudah," katanya dalam Rakernas di Kota Yogyakarta, Rabu (11/9/2024).
Musababnya, lanjut Khoiri, teknologi yang dibutuhkan sangat canggih di mana kapal tak lagi mengandalkan bahan bakar fosil. Salah satu yang paling vital adalah wireless charger di setiap dermaga untuk mendukung pengisian ulang baterai kapal agar lancar beroperasi.
"IKN ini cukup penting ke depan, tapi yang lebih penting adalah logistik bisa ditekan bukan hanya rendah untuk kepentingan perdagangan luar negeri saja, di dalam negeri juga dibutuhkan untuk menyambung 17 ribu pulau," papar Khoiri.
2. PR pemerintah cukup banyak, tak cuma di IKN
Kapal Ferry Indonesia (facebook.com/ASDP Indonesia Ferry) Menurut Khoiri, pemerintah juga masih perlu menambah dermaga mengantisipasi antrean kapal kala pengangkutan logistik maupun masyarakat. Khoiri melihat, dermaga yang tersedia sekarang masih sangat kurang sehingga sering kali membuat antrean panjang, terutama selama musim liburan.
Dia mencontohkan kondisi di luar IKN, seperti pada lintasan Merak-Bakauheni yang jumlah kapalnya mencapai mencapai 68 unit. Situasi itu tidak ditopang oleh jumlah dermaga yang ada di sana.
"Kalau satu pasang dermaga empat kapal, dengan tujuh pasang dermaga di sana hanya bisa 28 kapal, sisa 40 kapal yang bergiliran tunggu jadwal operasi. Itu kan mubazir ketika ada libur nasional ada antrean panjang," tuturnya.
Baca Juga: UGM-NUS Gelar Penelitian Pembangunan Kota Berkelanjutan bagi IKN