TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakar UGM: Indonesia Jadi Episentrum COVID-19 Jika Tak Segera Berubah

Mobilitas penduduk perlu dibatasi

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sleman, IDN Times - Epidemiolog UGM, dr. Riris Andono Ahmad mewanti-wanti pemerintah untuk segera melakukan penanganan secara cepat agar penyebaran COVID-19 di Indonesia tidak semakin masif. Menurutnya, Indonesia akan menjadi episentrum COVID-19, jika tidak segera melakukan perubahan.

Baca Juga: Viral Angkringan Kopi Joss Dijejali Pengunjung, Ini Tindakan Satpol PP

1. Episentrum dalam artian transmisi kasus yang besar

Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Menurut Riris, episentrum yang dimaksud di sini yakni negara dengan transmisi terbesar kasus COVID-19. Bukan merujuk pada pusat penularan COVID-19.

“Kalau episentrum sebagai istilah negara dengan transmisi terbesar kasus COVID-19 itu bisa jadi. Namun, kalau episentrum sebagai pusat penularan itu jadi tidak tepat, sebab penularan sudah terjadi di mana-mana hampir di semua negara dunia,” ungkapnya pada Selasa (22/9/2020).

2. Pemerintah perlu batasi mobilitas penduduk

Sejumlah calon penumpang berjalan menuju KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Agar transmisi besar kasus COVID-19 tidak terjadi, maka pemerintah perlu segera mengambil langkah cepat di dalam penghentian atau pembatasan mobilitas penduduk. Pembatasan mobilitas penduduk ini sangat penting karena pergerakan orang menjadi faktor penyebar COVID-19. Dengan adanya pembatasan mobilitas ini diharapkan dapat menekan penularan agar tidak meluas di tanah air.

“Mobilitas penduduk harus segera dihentikan kalau tidak dihentikan kasus akan terus meningkat,” katanya.

Baca Juga: Gara-gara Arisan, 16 Warga Satu RT di Kulon Progo Positif COVID-19‎

Berita Terkini Lainnya