Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Yogyakarta, IDN Times - Rencana pemasangan chattra di Borobudur yang dilakukan dalam waktu dekat, menimbulkan polemik. Arkeolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Timbul Haryono menilai rencana pemasangan chattra atau payung puncak stupa Candi Borobudur sebaiknya tidak dilakukan.
1. Chattra tidak perlu dipasang
Menanggapi rencana pemasangan chattra Candi Borobudur, Prof Timbul mengatakan, para pakar pernah melakukan kajian terkait chattra Candi Borobudur yang akhirnya mencapai kesimpulan, bahwa chattra tidak perlu dipasang. "Itu kajian pernah kita adakan. Inti kesimpulannya bahwa chattra Borobudur tidak bisa dipasang. Sudah dikaji dalam berbagai seminar," ungkap Guru Besar Arkeologi UGM itu, Senin (9/9/2024).
Prof. Timbul mempertanyakan siapakah yang ngotot ingin memasang chakkra Borobudur. Diungkapkannya, kajian arkeologi yang dilakukan sebelumnya bersifat umum. "Kajian arkeologi kan umum. Kita gak berpihak pada golongan tertentu," ucap Prof. Timbul.
2. Harus ada kajian yang jelas
Potret seorang biksu sedang beriadah di Candi Borobudur (pixabay.com/astama81) Prof. Timbul juga mengingatkan, Candi Borobudur telah menjadi warisan dunia, yang ditetapkan UNESCO. Sebagai warisan dunia, ada sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi, salah satunya adalah tidak boleh diubah. "Sekarang Borobudur mau ditambahkan chattra, itu kan berarti mengubah," ucap Prof. Timbul.
Lebih lanjut, Prof. Timbul bertanya apkah chattra yang akan dipasang asli atau palsu. Keaslian chattra, menurutnya hal yang sangat penting. "Kalau toh Borobudur tadinya ada chattra, itu harus ada bukti-bukti kajian, sebab ketika ditemukan pertama kali, Borobudur sudah dalam keadaan runtuh. Jadi gak ketahuan aslinya gimana," kata pria yang pernah mendapat penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2023 dari Presiden RI itu.
Baca Juga: Pemasangan Chattra Dikhawatirkan Kurangi Keaslian Candi Borobudur